Pakan merupakan salah satu faktor
penting dalam usaha ternak babi. Sebab 60% dari keseluruhan biaya dihabiskan
untuk keperluan babi-babi induk (bibit), dan 80% untuk keperluan babi
fattening. Oleh karena itu suatu hal yang perlu diperhatikan di sini ialah
bahwa walaupun babi itu secara alamiah tergolong hewan yang makannya sangat
rakus, dan suka makan apapun, namun mereka perlu diberi makanan dengan
perhitungan yang betul. Sebab, di samping ternak babi itu banyak makan dan
rakus, konversi terhadap makanan pun sangant bagus, sehingga apabila
pemeliharaannya baik, laju pertumbuhannya pun akan baik pula.
Tetapi perlu diingat bahwa babi
termasuk hewan yang memiliki alat pencernaan sederhana, yang tak mampu mencerna
bahan makanan yang kadar serat kasarnya tinggi. Maka kepada para peternak babi
harus diberikan makanan yang serat kasarnya rendah, dan kandungan energinya
yang cukup tinggi.
Yang harus di perhatikan dalam
makanan babi antara lain:
1. Susunan zat-zat di dalam
makanan.
2. Bahan makanan yang biasa diberikan kepada babi.
3. Penyusunan rasum.
4. Teknik pemberian makanan dan jumlah yang diberikan.
2. Bahan makanan yang biasa diberikan kepada babi.
3. Penyusunan rasum.
4. Teknik pemberian makanan dan jumlah yang diberikan.
1. Susunan zat-zat makanan
Semua bahan makanan yang
diperlukan oleh babi terutama terdiri dari enam unsur pokok : karbohidrat,
serat kasar, lemak, protein, vitamin-vitamin, mineral dan air.
a. Karbohidrat dan serat kasar
a. Karbohidrat dan serat kasar
- Karbohidrat (carbon dan hydrogen)
Karbohidrat terdiri dari
unsur-unsur carbon, hydrogen dan oxygen. Unsureunsur tadi merupakan suatu
kesatuan, tetapi masing-masing berbeda-beda besarnya.
Fungsi karbohidrat:
Fungsi karbohidrat:
• Terutama untuk keperluan energy
yang bisa mempertahankan pengaturan panas tubuh , aktivitas tubuh dan
mempertahankan tubuh yang normal
• Kelebihan lemak ini disimpan di
dalam hati dalam bentuk glycogen atau diubah menjadi lemak yang disimpan di
dalam tubuh, di bawah kulit.
- Serat kasar
Serat kasar merupakan karbohidrat
yang kompleks, yang terdiri dari cellulose dan lognin. Bagi hewan ruminansia
(memamah biak) serat kasar ini bias dihancurkan menjadi gula sederhana oleh
kerja bakteri di dalam alat pencernaan. Akan tetapi bagi hewan non-ruminansia
yang memiliki alat pencernaan yang sederhana seperti halnya babi, maka jumlah
serat kasar yang bias dicernakan hanyalah sedikit sekali. Bagi babi, serat
kasar yang terdapat di dalam makanan ini hanya diperlukan untuk :
• Menstimulir sekresi
enzym-enzym.
• Dan menstimulir gerak
peristaltic pada alat pencernaan.
Serat kasar yang terlampau banyak
akan mengganggu pencernaan atau merupakan daya cerna, karena enzym-enzym tadi
tak bias menembus jaringan serat kasar. Itulah sebabnya, maka kepada ternak
babi harus diberikan makanan yang kadar serat kasarnya rendah, lebih-lebih babi
muda. Apabila mereka diberikan makanan yang serat kasarnya tinggi,
pertumbuhannya akan lambat. Sebab babi dewasa saja hanya mampu menggunakan
serat kasar yang jumlahnya kurang lebih 60%.
b. Lemak
Lemak juga terdiri dari
unsure-unsur H,C, dan O. Baik lemak maupun hidrat arang kedua-duanya berfungsi:
• Untuk menimbulkan energy (tenaga), sehingga babi dapat bergerak, berjalan, mencerna makanan.
• Sebagai pelarut vitamin-vitamin A, D, E, K.
Karena hidrat-arang dan lemak berfungsi untuk menimbulkan tenaga, maka bahan makanan yang mengandung lemak dan hidrat-arang disebut juga makanan energi.
Tanda-tanda babi yang kekurangan lemak:
• Kulit bersisik.
• Bulu sekitar bahu dan leher rontok.
Untuk mengatasi kekurangan zat lemak ini, bisa ditambahkan zat lemak 10% pada rasumnya.
• Untuk menimbulkan energy (tenaga), sehingga babi dapat bergerak, berjalan, mencerna makanan.
• Sebagai pelarut vitamin-vitamin A, D, E, K.
Karena hidrat-arang dan lemak berfungsi untuk menimbulkan tenaga, maka bahan makanan yang mengandung lemak dan hidrat-arang disebut juga makanan energi.
Tanda-tanda babi yang kekurangan lemak:
• Kulit bersisik.
• Bulu sekitar bahu dan leher rontok.
Untuk mengatasi kekurangan zat lemak ini, bisa ditambahkan zat lemak 10% pada rasumnya.
c. Protein
Protein terdiri dari unsure-unsur
C,H,O, nitrogen dan sulphur, unsure-unsur ini bergabung membentuk asam amino
dan amiden. Protein itu sendiri sangat kompleks, yakni terdiri dari 20-25 unsur
atau unit yang disebut asam amino. Akan tetapi tidaklah semua unsure asam animo
dalam protein ini diperlukan untuk pertumbuhan secara maksimal. Ada 10 macam
asam amino yang sangat vital, yakni yang disebut asam amino esensial.
Asam amino esensial tersebut
ialah : lysine, methionine, tryptophane, histidine, arginine, valine, leucine,
isoleucine, phenylaneline dan threonine. Dan di antara kesepuluh asam amino
tersebut yang terpenting ialah : lysine, tryptophane dan methionine. Protein
yang memiliki keseimbangan asam amino yang tepat dikatakan nilai biologinya
tinggi.
Fungsi Protein ialah :
• Membentuk sel-sel atau jaringan
tubuh, misalnya pada pertumbuhan anak-anak babi dan babi muda.
• Menggantikan sel-sel rusak,
misalnya pada babi-babi yang sudah tua.
• Berproduksi, misalnya
memproduksi air susu.
Kekurangan Protein dapat
berakibat :
• Pertumbuhan lambat.
• Nafsu makan kurang, akibatnya
berat badan menurun.
• Penggunaan bahan makanan yang
lain kurang efisien.
Bahan makanan yang pada umumnya
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein pada ternak babi ialah tepung ikan
dan bungkil kedelai.
d. Mineral
Babi secara alamiah memerlukan unsur-unsur mineral yang diperoleh dari bahan makanan yang berasal dari hijauan dan akar-akar dari dalam tanah. Di dalam kodisi semacam itu babi tidak akan kekurangan mineral, akan tetapi babi-babi yang dipelihara di dalam kandang terus menerus perlu pemeliharaan yang cermat dan hati-hati. Unsur-unsur mineral yang diperlukan ternak babi bias digolongkan menjadi 2 yaitu : unsur mayor (mayor elements) dan unsur minor (trace elements).
Babi secara alamiah memerlukan unsur-unsur mineral yang diperoleh dari bahan makanan yang berasal dari hijauan dan akar-akar dari dalam tanah. Di dalam kodisi semacam itu babi tidak akan kekurangan mineral, akan tetapi babi-babi yang dipelihara di dalam kandang terus menerus perlu pemeliharaan yang cermat dan hati-hati. Unsur-unsur mineral yang diperlukan ternak babi bias digolongkan menjadi 2 yaitu : unsur mayor (mayor elements) dan unsur minor (trace elements).
1). Unsur Mayor (Major elements)
Adalah unsur-unsur mineral yang diperlukan dalam jumlah yang relative besar. Termasuk unsur mayor ialah : calcium, magnesium, phosphor, sodium, potassium, chlorine, besi dan sulphur.
a). Calsium (ca)
Calcium diperlukan oleh semua
hewan untuk pembentukan tulang dan jaringan-jaringan lainnya, dan juga untuk
pembentukan darah serta produksi air susu. Oleh karena itu Ca sangat penting
buat induk babi bunting yang dan menyusui, dan anak-anak babi.
Kekurang Ca akan berakibat :
• Kehilangan nafsu makan, dan
pertumbuhan terlambat.
• Mengganggu perkembanganbiakan.
• Produksi air susu pada masa
laktasi rendah.
• Anak di dalam kandungan lemah
atau mati.
b). Phosphor (P)
Phospor berguna untuk pembentukan
tulang, sel-sel tubuh, memproduksi sel jantan dan betina, metabolism
karbohidrat dan lemak.
Kekurangan unsure P sangat erat hubungannya dengan Ca dalam pembentukan tulang, pembentukan sel-sel tubuh, dan sel jantan/betina dalam alat reproduksi. Sehingga apabila kekurangan unsure P di dalam makanan, akan berakibat seperti pada kekurangan Ca. dari seluruh unsure mineral, unsure Ca dan P yang paling besar, dengan perbandingan Ca : P = 2 : 1. Biasanya makanan ynag banyak mengandung protein banyak pula mengandung phosphor. Biji-bijian cukup mengandung phosphor, maka babi yang banyak mendapatkan makanan biji-bijian tidak akan kekurangan atau menderita unsure P.
Kekurangan unsure P sangat erat hubungannya dengan Ca dalam pembentukan tulang, pembentukan sel-sel tubuh, dan sel jantan/betina dalam alat reproduksi. Sehingga apabila kekurangan unsure P di dalam makanan, akan berakibat seperti pada kekurangan Ca. dari seluruh unsure mineral, unsure Ca dan P yang paling besar, dengan perbandingan Ca : P = 2 : 1. Biasanya makanan ynag banyak mengandung protein banyak pula mengandung phosphor. Biji-bijian cukup mengandung phosphor, maka babi yang banyak mendapatkan makanan biji-bijian tidak akan kekurangan atau menderita unsure P.
c). Sodium, potassium dan chlorine
Ada 3 macam unsur mineral, yang
diperoleh sebagai garam dalam cairan tubuh, keringat dan saliva (air
ludah).
Chlorine diperlukan untuk membuat asam hydro-chloric yang terdapat di dalam alat pencernaan. Bahan makanan yang berasal dari hewan seperti tepung ikan hanya kaya akan unsure sodium dan chlorine. Sedangkan bahan makanan hijauan biasanya kaya akan potassium. Babi yang mendapatkan garam terlampau banyak dapat menimbulkan keracunan. Tetapi hal ini tak mungkin terjadi, jika rasum yang diberikan itu dalam imbangan yang sesuai dengna persediaan air minum yang cukup dan bersih.
Chlorine diperlukan untuk membuat asam hydro-chloric yang terdapat di dalam alat pencernaan. Bahan makanan yang berasal dari hewan seperti tepung ikan hanya kaya akan unsure sodium dan chlorine. Sedangkan bahan makanan hijauan biasanya kaya akan potassium. Babi yang mendapatkan garam terlampau banyak dapat menimbulkan keracunan. Tetapi hal ini tak mungkin terjadi, jika rasum yang diberikan itu dalam imbangan yang sesuai dengna persediaan air minum yang cukup dan bersih.
d). Besi (Fe)
Zat besi merupakan unsure yang
sangat penting di dalam darah, yakni untuk membentuk haemoglobine yang berguna
untuk mengangkut O2 (Oxygen) ke seluruh tubuh.
Definisenzi zat besi (Fe)
menyebabkan anemi, yang biasa diderita oleh babi-babi kecil yang berada di
dalam kandang terus-menerus. Akan tetapi babi yang hidupnya di atas tanah
terus-menerus tidak akan kekurangan zat besi.
2). Unsur Minor (Trace Mineral)
a). Tembaga (Copper)
a). Tembaga (Copper)
Zat tembaga berhubungan erat
dengan zat besi dalam pembentukan darah. Pada babi, unsur tersebut juga penting
bagi pertumbuhan dan konversi makanan. Kekurangan unsur ini akan menyebabkan
babi mudah scours (mencret)
b). Mangan (Mg)
Zat ini diperlukan untuk
pembentukan tulang dan reproduksi yang normal. Kekurangan usur ini menyebabkan
babi menjadi lumpuh. Katul banyak terdapat unsur Mg. karena pada umumnya
babi-babi di Indonesia banyak mendapatkan makanan dari katul, maka kemungkinan
defisiensi unsur Mg jarang terjadi.
c). Yodium
Yodium diperlukan untuk kelenjar
tyroid, yang menghasilkan suatu bahan yang disebut thyroxine. Thyroxine
diperlukan untuk mengatur fungsi tubuh yang normal. Kekurangna unsur ini
berakibat kesuburan menurun dan anak yang dikandung bias mati atau bulu rontok.
d). Seng (Zinc)
Kekurangan unsur ini akan
menyebabkan penyakit yang disebut “Parakeratosis”. Adapun gejala dari penyakit
ini adalah pertumbuhan lambat, Efisiensi terhadap makanan rendah, nafsu makan
berkurang, kulit luka atau rusak, warna kulit merah, terutama di atas perut,
kemudian diikuti keadaan kulit pecah-pecah atau seperti sisik. Hal ini biasanya
terjadi pada babi-babi muda. Bisa dilakukan pencegahan dengan memberikan
150-200 gram Zinc Carbonat/ton makanan kepada ternak.
e). Vitamin-vitamin
Vitamin merupakan zat makanan
yang diperlukan tubuh untuk mengatur atau mengolah zat-zat makanan lainnya
hingga bias dipergunakan oleh tubuh. Adapun vitamin-vitamin yang penting adalah
:
- Vitamin A
Diperlukan untuk babi segala
umur. Kekurangan vitamin A secara umum dapat berakibat abortus, rheumatic, anak
babi lemah, penyakit mata, scours (mencret), mudah kena infeksi, pada babi muda
menyebabkan kematian pertumbuhan menjadi kerdil, pada babi dewasa dapat
mempengaruhi kesuburan dan kemampauan dalam menghasilkan air susu. Vitamin A
bias diperoleh pada minyak ikan (levertraan), tanaman-tanaman yang berwarna
hijau, wortel, jagung kuning. Vitamin ini bisa ditambahkan pada rasum dalam
bentuk premix.
- Vitamin B
Yang dimaksud dengan vitamin B,
ialah gabungan atau suatu kompleks dari banyak vitamin (Vitamin B1, B2, B6
& B12).
• Vitamin B1 (Thimine)
Kekurangan vitamin B2 pada babi
menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, bulu kasar, menimbulkan
kematian yang tiba-tiba. Vitamin B1 terdapat banyak pada jagung,
kacang-kacangan, air susu.
• Vitamin B2 (Riboflavine)
Vitamin ini penting untuk
pertumbuhan dan berat badan. Pada babi bunting yang kekurangan vitamin B2 dapat
mengakibatkan abortus. Vitamin B2 terdapat pada bahan makanan yang mengandung
B1.
• Vitamin B6 (Pyridoxine)
Vitamin ini berguna untuk
mengolah asam amino. Kekurangan vitamin ini pada babi dapat berakibat nafsu
makan berkurang, pertumbuhan dan berat badan menurun, urat-urat menjadi kaku
dan kekurangan darah. Vitamin ini banyak terdapat pada biji-bijian dan air
susu.
• Vitamin B12
Vitamin ini penting untuk
pertumbuhan dan pembuatan darah. Kekurangan vitamin B12 dapat berakibat babi
menderita anemia, babi yang dilahirkan berat badan berkurang, lemah, banyak
kematian, anak babi kecil. Vitamin B12 banyak terdapat pada bahan makanan yang
berasal dari hewan, yaitu tepung ikan, maupun kotoran lembu atau ayam.
- Vitamin C
Kekurangan vitamin C dapat
menimbulkan darah keluar di bawah kulit, dan persendian, gigi menjadi longgar.
Umumnya defisiensi terhadap vitamin C jarang terjadi asal babi banyak diberi
hijauan.
- Vitamin D
Vitamin D berguna untuk mengatur
imbangan kerja Ca dan P, di dalam pembentukan tulang, terlebih-lebih pada babi
bunting atau babi-babi muda. Mereka yang kekurangna vitamin D dapat menderita
rachitis.
Untunglah vitamin D bias dibuat
oleh babi sendiri di dalam tubuh, karena di bawah kulit terdapat pro-vitamin D,
yang apabila mendapat sinar matahari menjadi vitamin D. oleh karena itu
babi-babi muda (grower) dan babi induk (bibit) harus dipiara di tempat terbuka,
yang setiap pagi bias mendapatkan sinar matahari. Babi-babi yang dipiara secara
terkurng harus banyak mendapat tambahan vitamin D (sintetis), atau pro-vitamin D
dalam bentuk minyak ikan, tanam-tanaman dari bangsa leguminosa yang berwarna
hijau, tanaman yang terdapat sinar matahari.
- Vitamin E
Vitamin E dikenal sebagai vitamin
anti steril. Babi membutuhkan vitamin E untuk kesuburan yang normal, baik
jantan maupun betina. Vitamin ini banyak terdapat pada kecambah, biji-bijian
sebangsa padi, dan leguminosa (bagian yang berwarna hijau).
f). Air
Fungsi air dalam tubuh ternak
babi sangat penting, yakni untuk mengatur temperatur (panas) tubuh, melumatkan
makanan dalam proses pencernaan, membawa zat-zat makanan ke seluruh tubuh,
mengeluarkan bahan-bahan yang tak berguna. Apabila ternak kekurangan air,
kesehatan akan terganggu. Misalnya darah yang mengandung serum terlalu sedikit,
maka panas badan menjadi tinggi, sehingga protein menjadi binasa dan ternak
babi menjadi kurus. Oleh kareana itu air harus selalu tersedia, sehingga babi
tidak akan kekurangan air. Dan ransum bias sekaligus dicampur dengan air.
g). Antibiotic
Di samping babi memerlukan
zat-zat makanan dan vitamin tersebut di atas, baiklah apabila rasum ditambah
dengan antibiotic. Karena dengan menambahkan sedikit antibiotic kepada makanan
dapat meningkatkan berat hidup babi, meningkatkan atau menstimulir pertumbuhan dan
mencegah penyakit, meningkatkan efisiensi terhadap pengubahan makanan. Dalam
hal ini kita bisa memberikan atau menambahkan antibiotic dalam bentuk premix
seperti TM 10. Biasanya tentang dosis sudah ada petunjuk dari pabrik.
2. Bahan makanan yang biasa
diberikan kepada babi
a. Bahan makanan yang banyak
mengandung protein
1). Tepung ikan
Tepung ikan di buat dari
sisa-sisa ikan atau ikan afkir, yang terdiri dari kepala, kerangkan dan ekor.
Kuailitas tepung ikan yang paling baik ialah yang berasal dari ikan putih,
sebab kadar minyaknya tidak lebih dari 6% dan kadar garamnya 4%. Sedangkan
tepung ikan kualitas kedua dibuat dari ikan afal yang kadar minyak dan garamnya
cukup tinggi, sehingga bisa menimbulkan efek negative pada babi. Di samping
kandungan protein, tepung ikan juga mengandung unsure-unsur mineral penting,
seperti Ca, P dan Chlorine. Tepung ikan ini bisa diberikan kepada anak babi
sebanyak 15%, untuk babi bibit, dan 10% untuk babi grower.
2). Susu skim
Susu skim ialah susu yang sudah
diturunkan kadar lemaknya menjadi kurang lebih 0,1%. Susu skim ini merupakan
salah satu bahan makanan yang bermutu, terutama bagi babi-babi induk yang
sedang menyusui dan babi muda. Sebab susu skim kaya akan protein dan lysine
serta lactosenya pun cukup tinggi, sehingga dapat menggantikan sebagai daripada
bahan makanan yang berasal dari biji-bijian.
3). Susu skim bubuk
Susu skim bubuk mengandung 35%
protein, sedangkan mineral, fat dan vitaminnya rendah.
4). Bungkil kedelai
kacang tanah yang kadar
proteinnya 41%. Akan tetapi kedelai kaya akan lysine, atau merupakana sumber
protein nabati yang sangat penting untuk babi. Warna bungkil ini kuning pucat,
serat kasar dan kadar Ca-nya rendah. Jika ingin menggunakan bungkil kedelai
untuk pengganti tepung ikan, pada rasum harus ditambah mineral. Biasanya
bungkil kedelai diberikan sebanyak 5%, tepung ikan 5% untuk grower, dan 10%
untuk finisher.
5). Bungkil kacang tanah
Adalah hasil ikutan kacang tanah
yang sudah diambil minyaknya. Bahan ini kurang cocok untuk babi, karena
kandungan lysine dan Ca-nya rendah. Apabila bungkil kedelai sulit diperoleh
atau terlampau mahal, bungkil kacang tanah ini bisa dipakai pengganti dengan
ketentuan zat yang kurang diperhitungan dan diganti dengan bahan lain.
b. Bahan makanan sebagai sumber energy
1) Jagung
Jagung adalah bahan makanan babi
yang sangat bagus, karena banyak mengandung karbohidrat. Tetapi bahan makanan
ini harus digiling halus, sebab bila tidak akan kurang bermanfaat. Baik jagung
kuning maupun putih keduanya bisa dipergunakan walaupun yang putih kadar
vitamin A lebih rendah.
2) Katul
Kualitas katul bermacam-macam.
Keadaan kualitas ini tergantung pada jumlah brambut yang terdapat di dalam
katul itu sendiri. Katul yang persentase btambutnya tinggi berarti berkualitas
rendah. Dan katul banyak mengandung fat, sehingga pada musim panas atau lembab,
katul mudah tengik. Katul yang rusak atau tengik akan mengganggu alat
pencernaan dan menyebabkan vitamin-vitamin yang terdapat di dalamnya hancur.
Babi yang banyak mendapatkan
makanan katul, bacon menjadi lunak. Oleh karena itu pemberian katul ini
hendaknya dibatasi dalam jumlah sedang dan dalam keadaan baru (fresh), tak
banyak brambut.
3) Mellase
Mellase bisa diberikan pada babi
dalam campuran makanan sebanyak 5%. Mellase ini bisa mengikat makanan, sehingga
makanan tak terhambur. Mellase juga meningkatkan nafsu makan. Kepada babi-babi
fattening bisa diberikan dalam jumlah sampai 20%. Sedangakan kepada babi kecil
tidak lebih dari 5%.
c. Bahan makanan hijauan
1) Hijauan segar
Hijauan merupakan salah satu
bahan makanan yang sangat penting bagi pemeliharaan babi-babi kecil dan
babi-babi bibit. Tetapi yang perlu dipikirkan ialah bahwa babi kecil tidak
mampu mencerna serat kasar, maka kepada babi-babi kecil tersebut tidak bisa
diberikan bahan makanan hijauan yang serat kasarnya terlampau tinggi.
Hijauan makanan yang biasa diberikan daun ketela rambat, rumput muda yang dipotong-potong dan berbagai jenis leguminose.
Hijauan makanan yang biasa diberikan daun ketela rambat, rumput muda yang dipotong-potong dan berbagai jenis leguminose.
2) Tepung daun lamtoro
Tepung daun lamtoro sering
ditambahkan pada makanan, terutama babi induk bibit dan anak-anak babi. Sebab
bahan tersebut kandungan mineral dan vitaminnya tinggi. Akan tetapi karena
bahan ini mengandung toxic (racun) maka jumlah jumlah yang bisa diberikan atau
ditambahkan kepada ransum tidak boleh melebihi 5% dari seluruh campuran
makanan. Pemakaian yang berlebihan atau terlampau banyak berarti akan menambah
toxic yang lebih besar pula. Hal ini bisa berakibat pada babi, bulunya rontok,
dan babi bunting bisa menyebabkan keguguran.
3.
Penyusunan ransum
Apabila jumlah babi yang dipiara
itu hanya bebarapa ekor saja, maka kepada babi tersebut bisa diberikan
sisa-sisa bahan makanan dari dapur, seperti kulit pisang, pepaya, sayuran, nasi
dan lain sebagainya. Akan tetapi betapapun banyak sisa makanan yang bisa
diberikan, namun praktek pemberian makanan semacam itu kurang bisa
dipertanggung jawabkan. Sebab bahan makanan tersebut bukanlah merupakan rasum
yang mempunyai susunan zat makanan dalam imbangan yang tepat seperti yang
diperlukan tubuh babi untuk keperluan pertumbuhan dan berproduksi.
Sedangkan yang dimaksud dengan
ransum ialah sejumlah campuran dari berbagai macam bahan makanan yang diberikan
kepada hewan ternakdalam waktu tertent, misalnya satu hari satu malam (24 jam).
Di dalam waktu 24 jam babi harus mendapatkan zat-zat dalam perhitungan yang
benar dan teliti. Penyusunan ransum ini sangat bervariasi atau berbeda-beda.
Titik berat perbedaan tersebut terletak pada kadar protein dan hidratarang.
Sebab pedoman penyusunan ransum yang dikemukakan di sini ialah dengan dasar
Imbangan Protein (IP).
IP ini menunjukkan suatu
perbandingan antara protein dapat dicerna (Prdd) dengan Martabat Pati (MP).
Protein dapat dicerna ialah hasil
pencernaan protein kasar yang terdapat dalam suatu bahan makanan yang dapat
diabsorpsi oleh diding usus.
Sedangkan MP = Martabat Pati dari
suatu bahan makanan atau ransum ialah angka yang menunjukkan kg (gr) pati murni
yang sama dayanya dengan 100 kg (gr) dari bahan makanan itu untuk membentuk
lemak badan di dalam tubuh. Hal ini dimaksudkan, bila bahan makan atau ransum
itu dikatakan memiliki MP 70, artinya 100 kg bahan makanan atau ransum tersebut
mempunyai daya yang sama dengan 70 kg pati murni dalam membentuk lemak badan di
dalam tubuh. Dan MP dari suatu bahan makanna juga menggambarkan kandungan
energy.
Contoh IP
Bungkil kepala, Prdd = 16,8%; MP
= 81%
IP = Prdd : MP = 16,8 : 81 => IP 1 : 482
IP = Prdd : MP = 16,8 : 81 => IP 1 : 482
Cara memperhitungkan MP suatu
bahan makan.
Sebagai contoh jagung.
Jagung mengandung Prdd 6,6%, lemak 3,7%, serat 1% dan karbohidrat 64,8%.
Karena besarnya MP dari tiap-tiap zat makanan
telah diketahui maka :
1 kg pati murni = 1 satuan kg
MP
1 kg BETN = 1 satuan kg MP
1 kg serat kasar = 1 satuan kg MP
1 kg lemak dari biji-bijian = 0,94 satuan kg MP
1 kg Lemak dari biji-bijian = 2,44 satuan kg MP
1 kg BETN = 1 satuan kg MP
1 kg serat kasar = 1 satuan kg MP
1 kg lemak dari biji-bijian = 0,94 satuan kg MP
1 kg Lemak dari biji-bijian = 2,44 satuan kg MP
Maka MP jagung tersebut bisa
diperhitungkan sebagai berikut :
6,6 kg Prdd mempunyai MP 6,6 x
0,94
= 6,20
3,7 kg lemak dapat dicerna
mempunyai MP 3,7 x 2,41 =
8,917
1,0 kg serat kasar dapat dicerna mempunyai MP 1,0 x 1 = 1,00
64,8 kg karbohidrat dapat dicerna mempunyai MP 64,8 x 1 = 64,80
1,0 kg serat kasar dapat dicerna mempunyai MP 1,0 x 1 = 1,00
64,8 kg karbohidrat dapat dicerna mempunyai MP 64,8 x 1 = 64,80
Jumlah
= 80,917
Jadi setiap 100 kg jagung
mempunyai MP = 80, 9 atau dengan kata lain, bahwa setiap 100 kg bahan makan
sama dayanya dengan pati murni sebesar 80,9 kg.
Catatan :
• Bahan makanan yang memiliki IP
= 1 : 2, berarti separuh dari zat-zat makanan terdiri dari protein.
• Dan bahan makanan yang IP –nya
1 : 10, berarti zat proteinnya hanya sepersepuluhnya.
• Babi-babi umur 6 bulan, diberi
ransum dengan IP 1 :5 – 1 : 6
• Babi induk menyusui diberi
ransum dengan IP 1 : 6 – 1 : 7
• Babi fattening diberi ransum,
dengan IP 1 : 8 – 1 : 10
Kandungan IP di dalam ransum
terletak pada kadar protein dan MP (IP). Kandungan IP di dalam ransum itu
sendiri di perhitungkan berdasarkan beberapa factor diantaranya :
1) Tujuan peternakan itu sendiri,
misalnya sebagai babi fattening, bibit.
2) Fase hidup babi, starter, grower, finisher atau berat babi.
3) Pedoman yang telah ada seperti zat-zat makanan yang diperlukan dan pertimbangan ekonomis, serta bahan yang tersedia pada sepanjang tahun.
2) Fase hidup babi, starter, grower, finisher atau berat babi.
3) Pedoman yang telah ada seperti zat-zat makanan yang diperlukan dan pertimbangan ekonomis, serta bahan yang tersedia pada sepanjang tahun.
Berdasarkan faktor-faktor
tersebut di atas, maka bisa disusun berbagai macam ransum sesuai dengan kebutuhan
babi dan tujuan peternak
a.
Berbagai Macam Ransum
1) Ransum starter
Yang dimaksud dengan babi starter
ialah anak babi yang masih menyusui dengan umur 8 – 10 minggu. Pada fase atau
periode ini mereka harus mendapatkan ransum starter, yaitu ransum yang terdiri
dari :
• Komposisi bahan makanan yang
mudah dihisap oleh anak babi dan pula mudah dicerna (creep feeder).
• Kandungan serat kasarnya
rendah, misalnya dari bahan jagung giling halus, tepung susu skim. Sebab susu
kandungan proteinnya tinggi, sedangkan jagung memiliki kadar cerna yang tinggi
dan merupakan sumber karbohidrat.
• Kandungan protein 20 – 22 %, MP
70
• Serat kasar 3 %.
2) Ransum
Grower Babi grower yaitu anak babi sesudah melampaui fase starter sampai umur 5 bulan.
Babi-babi yang telah melewati fase grower dan mencapai berat 50 kg. Hal ini
dimaksudkan agar :
• Babi tumbuh cepat, sehat dan
kuat.
• Bisa menghasilkan babi-babi
fattening yang tidak banyak lemak atau spek, melainkan banyak daging.
• Babi bibit (breeding) dalam periode
menyusui nanti akan bisa memproduksi air susu cukup banyak.
Babi-babi yang hidup pada fase
ini harus mendapatkan ransum grower, yaitu ransum yang terdiri dari :
• Bahan yang agak kasar sedikit
dari pada ransum starter.
• Kadar protein kurang lebih 17%,
MP 68.
• Serat kasar 5%.
• Ditambah ekstra hijauan segar,
vitamin-vitamin dan mineral.
3) Ransum Fattening
Babi fattening adalah babi-babi
yang digemukkan sebagai babi potongan yang beratnya 50 – 100 kg. penggemukan
ini dimulai semenjak mereka sudah melewati fase grower yang berat hidupnya 50
kg sampai dengan bisa dipotong yaitu pada waktu mencapai berat 100 kg. Ransum
yang diberikan ialah ransum fattening, yang terdiri dari :
• Bahan makanan yang agak kasar
• Kadar protein 14%, MP 69.
4) Ransum
bibit
Ransum bibit merupakan ransum
yang diberikan kepada babi dara, sebagai pengganti makanan fase grower atau
babi bunting3 bulan pertaman. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini ialah babi
tidak boleh terlampau gemuk dan banyak fat. Untuk menghindarkan keadaan ini
maka babi tersebut harus diberikan ransum khusus yaitu ransum bibit yang
terdiri dari:
• Bahan-bahan makanan yang kadar
serat kasarnya relative tinggi kurang lebih 8,5%.
• Protein 14,5 %, MP 64.
• Ditambah hijauan.
5) Ransum
induk menyusui
Ransum induk menyusui yaitu
ransum yang diberikan pada bulan terakhir pada masa bunting dan selama mereka
menyusui. Ransum tersebut terdiri dari :
• Bahan yang kandungan serat
kasarnya relative rendah, 7%.
• Kadar protein tinggi, 18,5%, MP
66.
Protein yang tinggi diperlukan
untuk :
• Pertumbuhan embryo.
• Persiapan produksi air susu.
Serat kasar yang tidak terlalu
tinggi dimaksudkan untuk menghidari kemungkinan terjadinya kesukaran buang
kotoran (konstipasi) pada saat hendak melahirkan. Untuk mengatasi konstipasi
ini babi bisa ditolong dengan diberikan obat pencahar (urus-urus), misalnya
garam inggris sebanyak 1 (satu) sendok makan yang dicampur makanan.
Pemberiannya dilakukan beberapa hari sebelum dan sesudah melahirkan. Pada saat
ini jumlah ransum bisa dikurangi, tetapi harus betul-betul bermutu.
b. Cara Penyusunan Ransum
Untuk menyusun ransum yang baik,
perhatikan tabel di bawah beserta diagram berikut :
Keterangan
|
Starter %
|
Grower %
|
Fattening %
|
Lactasi
|
Bibit
|
1. Jagung
|
35 - 60
|
25 - 60
|
25 -60
|
20 - 50
|
15 - 40
|
2. Katul
|
-
|
0 - 10
|
0 - 25
|
10 - 15
|
0 - 15
|
3. Tepung ikan
|
5 - 10
|
5 - 20
|
-
|
5 -10
|
2 - 10
|
4. Dedak gandum
|
-
|
5 - 10
|
0 - 15
|
10 - 25
|
10 - 30
|
5. Susu skim
(Powder)
|
0 - 20
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6. Tepung tulang
|
-
|
0 - 5
|
2 - 7
|
0 -5
|
0 - 5
|
7. Bungkil kedelai
|
5 - 15
|
2 - 10
|
2 - 5
|
5 - 10
|
2 - 7
|
8. Bungkil kelapa
|
-
|
0 -3
|
2 - 7
|
0 - 7
|
0 - 7
|
9. Tepung daun
lamtoro
|
0 - 3
|
5
|
5
|
5
|
5
|
10. Mellase
|
0 - 3
|
5
|
5
|
5
|
5
|
11. Mineral
|
1
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
1,5
|
12. Gula
|
0 - 10
|
-
|
-
|
-
|
-
|
13. Vitamin
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14. Antibiotic
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Protein kasar
|
19
|
16
|
14,5
|
18,5
|
14,5
|
MP
|
70
|
68
|
69
|
66
|
64
|
Serat kasar
|
4
|
6
|
6
|
7
|
8,5
|
Catatan
• Campuran bisa terdiri dari 60%
kulit kerang giling/tepung kulit kerang, 30% tepung tulang, 10 gram yosium.
• Perbandingan Ca dan P yang baik
1,5 – 2.
• Mineral dalam ransum 1,5%.
• Vitamin-vitamin dan antibiotic
hanya bisa diperoleh dari pabrik dan mengenai jumlah yang harus ditambahkan
pada ransum ada petunjuknya dari pabrik yang bersangkutan
• Antibiotic berguna untuk
merangsang pertumbuhan dan memberantas penyakit.
Contoh untuk ransum dan
menghitung ransum induk menyusui. Pada tabel diatas terlihat bahwa kadar dan MP
pada ransum induk menyusui 18,5 % , MP 66 maka hal ini bisa diperhitungkan
sebagai berikut :
Diagram
penyusunan ransum
Bahan
|
Bag/kg
|
Prot. KASAR
|
MP
|
1. Jagung
|
35
|
35 x 8,5 = 297,5
|
35 x 80 = 2.800
|
2. Katul
|
50
|
50 x 13,5 = 675
|
50 x 60 = 3.000
|
3. Bungkil kedelai
|
5
|
5 x 48,5 = 242,5
|
5 x 69 = 345
|
4. Tepung ikan
|
10
|
10 x 53 = 530
|
10 x 49 = 490
|
5. Tepung daun lamtoro
|
5
|
5 x 19,5 = 97,5
|
5 x 45 = 225
|
Jumlah
100
1842,5
6.860
Prot. kasar = 1842,5 = 18,425 MP = 6860 = 68,6
100 100
Prot. kasar = 1842,5 = 18,425 MP = 6860 = 68,6
100 100
Angka-angka pada tabel atau
diagram di atas adalah sekedar pedoman saja, sehingga para peternak bisa
menyusun sendiri menurut bahan baku yang ada di lingkungan masing-masing dengan
menggunakan suatu pedoman yang telah ada.
4.
Teknik pemberian makanan dan jumlah yang diberikan
a. Teknik Pemberian Makanan
Pada pokoknya ada 2 macam cara
pemberian makanan, yaitu sistem basah dan kering. Pada umumnya pemilihan sistem
tersebut didasarkan kepada tujuan di dalam pemeliharaan, bahan makanan yang
tersedia serta keadaan tempat (kadang).
1) Sistem basah
Teknik pemberian makanan semacam ini bertujuan intuk mendapatkan kualitas babi bacon
yang baik. Semua bahan maknaan dibiki halus, kemudia dicampur air atau dibasahi.
Makanan ini bisa diberikan kepada babi pada bak makanan atau ditaruh di atas lantai. Hal ini juga sangat tergantung kepada jumlah babi dan tempat. Jika babi itu dipiara secara kelompok, di mana jumlah babi dalam satu ruang cukup besar, sedang tempat tidak memungkinkan, maka pemberian makan ini cukup ditaruh di atas lantai saja, sehingga modal bisa di hemat. Tetapi pada sitem pemeliharaan individual, sebaiknya makanan tersebut ditaruh pada bak makanan.
Teknik pemberian makanan semacam ini bertujuan intuk mendapatkan kualitas babi bacon
yang baik. Semua bahan maknaan dibiki halus, kemudia dicampur air atau dibasahi.
Makanan ini bisa diberikan kepada babi pada bak makanan atau ditaruh di atas lantai. Hal ini juga sangat tergantung kepada jumlah babi dan tempat. Jika babi itu dipiara secara kelompok, di mana jumlah babi dalam satu ruang cukup besar, sedang tempat tidak memungkinkan, maka pemberian makan ini cukup ditaruh di atas lantai saja, sehingga modal bisa di hemat. Tetapi pada sitem pemeliharaan individual, sebaiknya makanan tersebut ditaruh pada bak makanan.
Kebaikan
pemberian makanan sistem basah
• Makanan basah ini lebih mudah
dimakan dan dicerna.
• Menambah napsu makan, sebab
babi lebih suka makanan basah.
• Makanan yang basah dengan mudah
bisa ditaruh di atas lantai.
Kelemahannya
• Lebih banyak tenaga, karena
harus menyiapkan atau membasahi makanan terlebih dahulu.
• Sisa makanan dengan sangat
mudah menjadi basi.
• Kandang lebih cepat menjadi
kotor.
2)
Sistem kering
Tujuan pemberian makanan semacam ini ialah untuk memberikan rangsangan agar bisa diperoleh berat hidup yang maksimal. Maka sistem ini sangat baik buat babi-babi pork, yang umur sekitar 3 ½ - 4 bulan dengan berat 45 – 55 kg. Pemberian makanan ini sebaiknya ditaruh pada bak makanan atau tempat khusus seperti tempat makanan otomatis.
Tujuan pemberian makanan semacam ini ialah untuk memberikan rangsangan agar bisa diperoleh berat hidup yang maksimal. Maka sistem ini sangat baik buat babi-babi pork, yang umur sekitar 3 ½ - 4 bulan dengan berat 45 – 55 kg. Pemberian makanan ini sebaiknya ditaruh pada bak makanan atau tempat khusus seperti tempat makanan otomatis.
Keuntungan pemberian makanan
sistem kering
• Pengisian makanan cukup
dilakukan sekali sehari.
• Makanan yang tersisa tidak
mudah menjadi basi.
• Tempat atau kandang tidak mudah
kotor.
• Lebih menghemat tenaga, karena
peternak tidak setiap kali harus membersihkan tempat dan tidak selalu
mengisikan makanan.
Kelemahanya
• Agak sulit dimakan, karena
hanya bisa diperoleh sedikit-demi sedikit.
• Makanan mudah terhambur.
b. Jumlah
Makanan Yang Harus Diberikan
Jumlah makanan yang diberikan kepada babi sebaiknya dilaksanakan menurut pedoman. Semua pemberian makanan harus disesuaikan dengan berat babi atau pertumbuhannya. Pada fase pertama, pemeberian ransum itu hanyalah untuk keperluan pertumbuhan yang maksimal. Akan tetapi sesudah babi itu mencapai berat hidup 70 kg, pemberian makanan harus dibatasi agar babi tidak terlalu banyak fat. Untuk babi-babi bacon seperti Large White, Saddle Back. Makanan harus dibatasi sampai 2,5 kg/hari semenjak mereka itu mencapai berat 60 kg ke atas. Hal ini sangat penting untuk mencegah fat yang berlebihan dan untuk memperbaiki karkas. Suatu hal yang mudah diingat dan praktis untuk melaksanakan jumlah makanan yang harus diberikan kepada setiap ekor babi ialah bahwa untuk :
Jumlah makanan yang diberikan kepada babi sebaiknya dilaksanakan menurut pedoman. Semua pemberian makanan harus disesuaikan dengan berat babi atau pertumbuhannya. Pada fase pertama, pemeberian ransum itu hanyalah untuk keperluan pertumbuhan yang maksimal. Akan tetapi sesudah babi itu mencapai berat hidup 70 kg, pemberian makanan harus dibatasi agar babi tidak terlalu banyak fat. Untuk babi-babi bacon seperti Large White, Saddle Back. Makanan harus dibatasi sampai 2,5 kg/hari semenjak mereka itu mencapai berat 60 kg ke atas. Hal ini sangat penting untuk mencegah fat yang berlebihan dan untuk memperbaiki karkas. Suatu hal yang mudah diingat dan praktis untuk melaksanakan jumlah makanan yang harus diberikan kepada setiap ekor babi ialah bahwa untuk :
Berat babi/kg
|
Umur (minggu)
|
Jumlah/kg
|
15
|
8 (habis dipisah)
|
0,75
|
20
|
10
|
0.90
|
25
|
12 (3 bulan)
|
1,10
|
30
|
14
|
1,30
|
35
|
15
|
1,50
|
40
|
17
|
1,70
|
50
|
19
|
2,00
|
55
|
20
|
2,10
|
60
|
21
|
2,30
|
65
|
22
|
2,40
|
70
|
23
|
2,50
|
75
|
24 (6 bulan)
|
2,60
|
80
|
25
|
2,70
|
85
|
26
|
2,80
|
90
|
27
|
2,90
|
95
|
28
|
3,00
|
100
|
29
|
3,50
|
Sedangkan jumlah makanan untuk
babi induk, dara, bibit dan induk menyusui bisa diberikan menurut fase hidup
atau mereka masing-masing. Bisa dilihat tabel di bawah ini :
Periode/umur
|
Makanan
|
Jenis makanan
|
1. Induk
|
1 - 21/2 kg + hijauan
|
makanan induk bibit
|
2. Dara
|
||
- bunting 3 bulan
|
2 kg + hijauan
|
makanan induk bibit
|
- akhir kebuntingan
|
3 kg + hijauan
|
makanan induk
menyusui
|
3. Induk bibit dewasa
|
||
- bunting 3 bulan
|
1,5 kg + hijauan
|
makanan bibit
|
- akhir bulam kebuntingan
|
2,5 kg + hijauan
|
makanan induk menyusui
|
4. Induk menyusui
|
||
- muda
|
2,5 kg + (0,5 kg per ekor
anak)
|
makanan induk menyusui
|
- dewasa
|
2 kg + 0,25 kg (per ekor
anak)
|
makanan induk menyusui
|
sumber : http://budidayaternak.comxa.com