Jumat, 25 November 2011

Ragam Kuliner Kota Gunungsitoli Nias Tanoniha

Ayam Padamaran, menu baru Restaurant Qwi Tin Wan, disajikan bersama sambal terasi dan sambal kecap serta cah kangkung terasi.



Ingin merasakan masakan dari luar Nias? Dulu keinginan semacam itu sulit untuk diwujudkan. Masyarakat Gunungsitoli mungkin tahu seperti apa bentuk bakso, tahu isi, pecal lele, atau ayam goreng Kentucky dari televisi tanpa tahu seperti apa rasanya. Namun hal itu bukan lagi mimpi, karena beberapa restaurant atau rumah makan, saat ini  menawarkan berbagai jenis kuliner yang terlebih dulu ngetop diluar Nias.

Selain dikenal sebagai pusat perekonomian di Kepulauan Nias, Kota Gunungsitoli juga dikenal sebagai tempat menikmati berbagai jenis kuliner. Mulai dari ayam goreng ala KFC, sandwich hingga menu ekstrim seperti rendang biawak, tersedia di kota yang dijuluki ‘Kota Samaeri’ ini.
Tidak sulit menemukan tempat makan di kota yang berpenduduk sekitar 118.392 (2007)  jiwa ini, karena setiap tahun jumlahnya terus  bertambah. Bila beberapa tahun lalu warga hanya mengenal mie sop atau sate, sekarang situasinya jauh berbeda.
Café Uno misalnya, terletak dipusat kota, tepatnya di Jalan Ahmad Yani. Café yang mulai beroperasi sejak Maret 2010 ini menawarkan hidangan yang biasanya dijumpai di kota besar. Menu yang ditawarkan café ini antara lain; potato wedges, kebab, sandwich dan chicken black pepper.
Nah, bagi pecinta kopi, Café Uno menyediakan kopi dengan berbagai varian rasa, seperti espresso, vanilla latte, coffelatte, cappuccino dan menu spesial uno mochacino, unocino dan numero uno ice blended. Untuk harga, pastinya tidak membuat kantong jebol, karena minuman dan makanan di Café Uno bervariasi antara Rp.8.000 hingga Rp.15.000.
Uno Mocachino dan Potato Wedges, salah satu menu andalan di Uno Coffee Shop and 

Restaurant
Bagi penyuka seafood, beberapa tempat menyajikan menu spesial yang menggelitik lidah, seperti ikan bakar, cumi-cumi goreng tepung, udang rica-rica, kepiting sambal balado dan lobster.
Seperti Pondok Malta di Desa Gamo, yang terletak sekitar 7 km dari pusat kota. Disini pelanggan dapat memilih sendiri ikan yang hendak dibakar.  Ada ikan merah, kakap atau kerapu, harga perkilogramnya antara Rp.30.000 hingga Rp. 40.000. Sembari mencicipi hidangan, pelanggan dapat menikmati pemandangan laut dari bilik pondok.
Berikut beberapa tempat kuliner yang terdapat di Kota Gunungsitoli.

Rumah Makan Padang/Minang
Rumah Makan Padang/Minang merupakan rumah makan yang paling banyak dijumpai di pusat Kota Gunungsitoli. Rasa pedas menjadi ciri khas masakan yang cukup diminati oleh masyarakat ini. Harga Rp. 5.000 – Rp.15.000. (Beberapa rumah makan menyediakan jasa catering untuk berbagai acara)
  1. Rumah Makan Nasional, Jl. Sirao No. 87 Gunungsitoli
  2. Rumah Makan Saiyo, Jl. Sirao No. 45 dan Jl. Sirao No. 108 Gunungsitoli
  3. Rumah Makan Pak Gaek, Jl. Sirao No. 69 B Gunungsitoli
  4. Rumah Makan Beringin Baru, Jl. Sirao No. 13 B Gunungsitoli
  5. Rumah Makan Sederhana, Jl. Diponegoro Gunungsitoli (samping Rita Photocopy)
Restoran Seafood
Rata –rata restaurant seafood menawarkan harga antara Rp. 35.000 hingga Rp. 150.000 per porsi. Bagi yang membutuhkan fasilitas Wifi,  dapat mengunjungi Hotel Binaka II Restaurant di Jalan Pattimura No. 14, Mudik, Gunungsitoli.
  1. Pondok Malta, Jl.  Yos Sudarso km 7 Gunungsitoli
  2. Miga Beach Restoran, Jl. Diponegoro desa Miga Gunungsitoli
  3. Lawu-lawu, Jl. Arah Tuhemberua Gunungsitoli Utara
  4. Charlita Restoran (Pantai Charlita), Jl. Arah Tuhemberua Gunungsitoli Utara
  5. Muara Indah, Jl. Arah Tuhemberua Gunungsitoli Utara
  6. Hotel Binaka II Restoran, Jl. Pattimura No. 14 Mudik, Gunungsitoli
  7. Herman Resto, Jl. Diponegoro No. 169 Gunungsitoli
  8. Qwin Tin Wan, Jl. Diponegoro Gunungsitoli (dekat kantor Jiwasraya Diponegoro)
Pecal Ayam dan Pecal Lele Bang Martin
Selain pecal ayam dan pecal lele, menu spesial rumah makan yang terletak di Jalan Diponegoro Gunungsitoli (depan showroom Honda) ini adalah es rumput laut. Rumah makan Bang Martin ini buka dari pukul 18.00 WIB. Harga untuk pecal lele atau pecal ayam Rp. 10.000, sedangkan es rumput laut dihargai Rp. 7.000.

Mie Babi
Hidangan mie yang disajikan antara lain; mie pangsit, mihun goreng/rebus, ifumie, nasi goreng babi, fuyunghai dan capcay. Harga Rp. 10.000 -Rp. 25.000.
  1. Mie Mekar, Jl. Jenderal Sudirman No. 41 Gunungsitoli
  2. Mie Yuni, Jl. Lagundri Gunungsitoli (dekat Balai Pengobatan Sehat/sebelum menuju Pasar Ya’ahowu)
  3. Mie Orit, Jl. Ahmad Yani No. 21 Gunungsitoli
  4. Kedai Mie/Warkop Junita, Jl. Karet No. 43 A Gunungsitoli (depan SMP Negeri 1 Gunungsitoli)
  5. Restoran Taipan, Jl. Diponegoro No. 237 Gunungsitoli
  6. Warung Makan Ada Jadi, Jl. Jenderal Sudirman No. 64 Gunungsitoli
Kuliner Ekstrim
Rumah makan Alam Ceria yang terletak di Jalan RRI Desa Iraonogeba Gunungsitoli menyajikan menu ‘tak biasa’, sebab yang ditawarkan adalah daging biawak, ular, kelelawar dan bekicot. Rumah makan ini ramai dikunjungi setiap hari terutama pada jam makan siang. Tak hanya masyarakat umum, para pejabat lokal maupun luar daerah Nias sering menikmati berkunjung disini. Harga Rp. 10.000 – Rp. 25.000 per porsi.
Warung Bakso Mas Karyo
Warung  Bakso Mas Karyo terletak di Jalan Sirao Gunungsitoli (dekat Apotik Sehat). Menu andalannya bakso dan es dawet. Es dawet yang mirip seperti cendol ini dijual dengan harga Rp. 10.000. Dengan desain seperti foodcourt, kapasitas rumah makan ini mencapai 50 orang lebih.
Babi Panggang
Harga Rp. 15.000 per porsi
  1. Warung Makan Babi Panggang, Jl. Ahmad Yani Gunungsitoli (dekat Gereja HKBP/dibelakang Gereja BNKP Kota Gunungsitoli
  2. Babi Panggang Karo (BPK), Jl. Diponegoro No. 352 Gunungsitoli
  3. Pondok Saewe 1, Jl. K.L. Yos Sudarso desa Saewe Gunungsitoli (dekat simpang Gudang Karet/Kantor Pembangkit Listrik PLN)
  4. Pondok Saewe 2, Jl. Diponegoro Km 4 Gunungsitoli
  5. Warung Makan Babi Panggang, Jl. Sisingamangaraja, Tandrawana-Gunungsitoli (depan kantor Swiss Contact)
Ayam Penyet Waroeng Fodo
Selain ayam penyet, rumah makan yang terletak di Jl. Diponegoro Gunungsitoli (dekat BRI Diponegoro) ini juga menyajikan menu seafood dan chinnesfood. Untuk menarik pelanggan, pemilik rumah makan ini, melengkapi fasilitas bermain anak dan live music. Harga Rp.10.000 – Rp. 25.000.
Mie Aceh Tip Top
Terletak di Jalan Yos Sudarso Gunungsitoli (dekat simpang desa Iraonogeba Gunungsitoli),
rumah makan ini menjadi satu-satunya tempat yang menghidangkan masakan khas Aceh. Selain mie aceh, tersedia juga nasi goreng, nasi soto, mie sop dan tahu isi. Harga Rp. 10.000 – Rp. 15.000.
Bila masih penasaran dengan keanekaragaman kuliner di daerah otonom baru ini, langsung saja datang berkunjung. Semoga saja menu-menu yang ditawarkan dapat membuat para pengunjungnya puas atau sekedar mengobati kerinduan para pendatang akan masakan dari daerah asalnya. (ANOVERLIS HULU)

Menghitung Ukuran (Fanerai Sua-su'a) Masyarakat Nias Tanoniha Tempo Doeloe

Brilyan & Gracia @Museum GOWA Makasar 2006

Pada zaman dulu masyarakat Nias memiliki cara menghitung ukuran (Su'a-su'a):

1. Ukuran Besar (Fa'ebua)

2. Ukuran Besar (Fa'ebua)

3. Ukuran Berat (Fa'awua)

4. Ukuran Panjang (Fa'anau)

5. Ukuran Jarak (Fa'arou)

6. Ukuran Luas (Fa'awolo)

7. Ukuran Ketinggian (Fa'alawa)

8. Ukuran Kedalaman (Fa'awakha)

9. Ukuran Banyak ( Fa'oya)

10. Ukuran Waktu (Fa'ara ginoto).

Ada tiga alat yang biasa digunakan oleh masyarakat Nias mulai sejak dulu hingga saat ini dalam mengukur sesuatu yaitu:

  1. Lauru
  2. Afore
  3. Fali'era

Ketiga jenis alat tersebut sering dipergunakan dalam berbagai kegiatan dan upacara-upacara seperti upacara adat, pesta pernikahan, gotong royong, penentuan jujuran, kegiatan jual beli, dan lain-lain.

Agar lebih jelas mengenai ukuran tidak baku yang digunakan di daerah Nias berikut uraian beserta contoh pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ukuran Banyak

Dalam hal mengukur banyak benda misalnya banyak bulir padi (ulitö) / beras (böra), alat yang digunakan adalah "Lauru". Ada beberapa ukuran yang termasuk alat ukur ini seperti tumba (jumba), hinaoya (setengah jumba), kata (gantang), ngaso'e / zo'e (lima belasan kulak), aso / teko (tekong). "Tumba" terbuat dari kayu yang bentuknya bulat menyerupai silinder, sementara "teko" seukuran kaleng susu.

Tumba adalah: 1. alat ukur (su'a-su'a) isi beras, padi, jagung atau kacang-kacangan, juga dipakai untuk mengukur isi minyak tanah/minyak goreng. 2. satuan isi beras, padi, jagung atau kacang-kacangan yang setara dengan 1,5 liter. Beras sebanyak 1 tumba beratnya kurang lebih 1,5 kg. Ha'uga tumba/dumba mböra ni'ölimö? artinya "Berapa jumba beras yang kamu beli?

Adapun kesamaan ukuran satuan ini yaitu "1 lauru" sama banyaknya dengan "4 tumba" (sebagian juga menyebutnya 5 jumba), "1 tumba" sama dengan "dombua (2) hinaoya", dan "1 hinaoya" sama dengan "2 kata".

Beberapa satuan lain yang digunakan untuk menyatakan banyaknya barang/benda/orang dalam bahasa Nias yaitu:

  • ngamböbö (ikat), ukuran satuan ini digunakan untuk menyatakan banyaknya daun yang sudah digabung dan diikat seperti 2 ngamböbö gambe, 5 ngamböbö mbulu gowi, dll.
  • nganu'i
  • daga, digunakan untuk menyatakan banyaknya hasil panen dari kebun misalnya hasil kebun singkong sebanyak 2 daga.
  • nga'örö (lembar)
  • ngafu (rumpun)
  • ngawawa (kelompok)
  • nga'ela (bengkawan)
  • ngawua (buah/biji)
  • ngenoli (susunan)
  • nga'oli (urutan)
  • ngatane (tumpak)
  • löwö-löwö (pinjungan), digunakan untuk menyatakan banyaknya simbi (rahang babi) yang dibawa ke rumah mempelai perempuan dalam upacara adat pernikahan. Biasanya simbi disatukan dengan daging babi dan dibungkus dengan daun pisang.
  • zare (jerait)
  • rozi, digunakan untuk menyatakan banyaknya rambut, balok, dll
  • belea (pikulan), digunakan untuk menyatakan banyaknya benda yang dipikul seperti 5 belea nduria (buah durian), 2 belea gitö (karet), 1 belea gae (buah pisang)
  • ndra'u (tangkap)
  • duyu (jumput)
  • gokhö (genggam)
  • asoa (perian)
  • olola
  • rumbi (guci, tempayan), digunakan untuk menyatakan jumlah air / benda cair yang sudah ditampung, misalnya sarumbi wanikha, önö rumbi nidanö
  • mbawa (teguk)
  • bola - bola
  • nga'eu (ekor, batang), digunakan untuk menyatakan banyaknya ternak atau tanaman, seperti 5 nga'eu mbawi (babi), 7 nga'eu göröbao (kerbau), 10 nga'eu nambi (kambing), 20 nga'eu zimalambuo
  • ngahawo (sisir, tandan)
  • ngalai (mayang)
  • ngamohi (tandan)
  • nga'ukhu (tual), digunakan untuk menyatakan banyaknya potongan kayu, misalnya 3 nga'ukhu geu (kayu)
  • ngandroto (ruas), digunakan untuk menyatakan banyaknya potongan tanaman seperti dombua ngandroto döwu (tebu), 7 ngandroto lewu'ö (bambu)
  • böi-böi (tetes), digunakan untuk menyatakan banyaknya takanan benda cair, seperti minum obat sebanyak 3 böi-böi (tetes)
  • mbinö-binö (pepes)
  • sawuru (selingkar jengkal daun)
  • nga'ola (lundang)
  • nga'ölu, digunakan untuk menyatakan banyaknya daun yang sudah disatukan seperti banyaknya makanan babi 5 nga'ölu.
  • ngasi (golongan), digunakan untuk menyatakan sekelompok orang seperti ngasi nuwu (paman), ngasi mbambato (besan), ngasi zamatoro (pemerintah), dll
  • ngalae (hamparan daun pisang)
  • sole (tempurung)
  • hakhi
  • balö
  • fanusa'a
  • dll

Ukuran Besar

Alat yang digunakan untuk menghitung besar lingkar dada babi dinamakan "Afore". Besar lingkar dada babi dipengaruhi oleh bobot babi seperti berat dan gemuk tidaknya seekor babi.

Untuk mengukurnya dibutuhkan daun kelapa muda (bulu nohi safusi / bulu lehe-lehe nohi) atau bisa juga dengan menggunakan daun "kele'ömö" yang sudah kering. Daun tersebut dililit disekitar dada babi baru dipotong dengan pisau tajam. Diusahakan sebelum dipotong kedua ujung daun harus benar-benar ditarik dan dipotong tepat diatas tulang punggung babi.

Dari potongan daun itu, lalu ujung daun yang satu di tempatkan pada titik yang sudah ditandai di atas afore kemudian di bentangkan disepanjang gafore. Barulah menghitung ukurannya dimulai dari sambua manu, dombua manu, tölu tu'e, öfa tu'e (sambua olola), lima tu'e, sara alisi, dua alisi, tölu alisi, öfa alisi, lima alisi, önö alisi, ...., siwa alisi,... sampai dengan zifelendrua (12) alisi.

Enam alisi atau önö olola dinamakan juga dengan "sazilo"

Berdasarkan diameter atau lingkar dada babi maka kita bisa menghitung berapa harganya. Biasanya 1 alisi babi harganya berkisar Rp300.000 - Rp400.000. Jadi harga sazilo babi yaitu 6 alisi x Rp300.000 = Rp1.800.000 sampai dengan Rp2.400.000.

Didaerah Nias barat, harga babi ditentukan dengan mengonversi ukuran lingkar dada babi ke satuan "laharö" (selebar jari). 1 alisi = 5 laharö, sementara harga 1 laharö babi = Rp60.000 s/d Rp70.000.

Sebagian juga, babi diperjual belikan dengan menggunakan satuan berat. Nah, kira-kira berapa kilo ya babi yang ukuran lingkar dadanya öfa tu'e? öfa tu'e babi (1 olola) beratnya sekitar 12 kg. Sementara itu, berat 1 alisi = kurang lebih 18 kg, sazilo = kurang lebih 72 kg.

Selain itu ada juga satuan lain yang digunakan untuk mengukur besar diameter / lingkar suatu benda seperti sanalagu (sepelukan), sawösi (secekak). Besar diameter kadang juga diumpamakan dengan besar benda / tumbuhan yang menyerupainya seperti:

  • mae bu (seujung rambut)
  • mae tuturu (sebesar jari)
  • mae tugala (sebesar batang puar)
  • mae bisi (selebar betis)
  • mae faha (sebesar paha)
  • mae sagu (sebesar batang sagu)
  • mae fombu (sebesar tabung bambu)
  • mae lou (sebesar lumbung)
  • mae hao (sebesar bambu betang)
  • mae fino (sebesar batang pinang)
  • mae ohi (sebesar batang kelapa)
  • dll

Ukuran Berat

Biasanya, berat diukur dengan menggunakan alat timbangan. Nah, untuk mengukur berat sebuah benda, suku Nias menamakan ukurannya dengan "Fali'era" yaitu membandingkan berat sebuah benda dengan benda lainnya.

Ukuran Panjang

Tidak ada alat khusus yang digunakan untuk mengukur panjang sebuah benda di daerah Nias. Lain halnya dengan saat ini bisa ditentukan dengan menggunakan "meter". Zaman dulu biasanya menggunakan bantuan "goya-koya" (galah) dari bambu, atau bisa juga dengan menggunakan tali yang diambil dari hutan (wewe).

Setelah diukur, lalu panjangnya dihitung dengan membentangkan kedua tangan pada ukuran tersebut. Dalam bahasa Nias cara ini dinamakan "ladöfaini" (depa). Jadi penyebutan ukuran panjang benda misalnya zisandröfa (zidöfa), sodombua ndröfa (dua ngaröfa), tölu ngaröfa, öfa ngaröfa, dst.

Beberapa cara lain untuk menentukan ukuran satuan panjang dalam bahasa Nias, seperti:

  • si'uini, mengukur dengan siku, hasil pengukurannya misalnya sasi'u (satu siku), dombua si'u (dua siku), tölu si'i (tiga siku), dst
  • nilitoini, mengukur dengan jengkal, misalnya salito (satu jengkal), dombua ngalito (dua jengkal), tölu lito (tiga jengkal), dst
  • nibekaini, mengukur dengan langkah, misalnya sambeka (satu langkah), dombua beka (dua langkah), tölu beka (tiga langkah), dst
  • nitaokaini, mengukur dengan lompatan, misalnya sataoka (satu lompatan), dombua taoka (dua lompatan), tölu taoka (tiga lompatan), dst

Ukuran Jauh / Jarak

Untuk mengukur jauh / jarak biasanya sesuai dengan penglihatan saja, misalnya sagörö benua (sebidang lahan/tanah/kebun), dua atau tölu benua, dst. Atau bisa juga diukur dengan nama ikhamö tebu-tebu (sejauh lemparan), ikhamö wogori manu (sejauh kais ayam), dll.

Satuan pengukuran jarak kadang disebutkan seperti sambadu fofanö (sebatas lelah), matonga luo fofanö (setengah hari perjalanan), ma'ökhö fofanö (satu hari perjalanan), dst.

Selain satuan diatas, untuk mengukur seberapa jauhnya sesuatu dalam bahasa Nias bisa dengan menggunakan satuan berikut:

  • sambadu zabölö
  • sambadu zitebai
  • alölö afo (lima menit)
  • sara ahakhö roko (sepuluh menit)
  • terongo li zi'ao (sejauh terdengarnya teriak)
  • terongo giwo'iwo manu (sejauh terdengarnya kukuk ayam)
  • sandrohu wikho-wikho (sejauh terdengar siulan)
  • terongo li garamba (sejauh terdengar bunyi gong)
  • fatema li doli-doli (sejauh terdengar bunyi kolintang)
  • sandrohu hörö (sejauh pandangan mata)
  • dll

Ukuran Luas

Satuan luas yang biasa kita dengar seperti , hektar, dll. Untuk menyatakan luas, orang Nias menggunakan sebutan seperti sambua kata tanömö (satu gantang bibit tanaman), sambua hinaoya tanömö, sadumba tanömö, sambua naha nomo (setapak rumah), sambua naha nose (bisa muat satu pondok), sambua owoto (satu bedengan/pematang), sambua sino-sino, dll.

Ukuran Ketinggian / Kedalaman

Ketinggian / kedalaman suatu tempat disebutkan dengan mengumpamakannya melalui kata-kata seperti berikut:

  • sandrohu ohi (setinggi pohon kelapa)
  • sandrohu koya-koya (setinggi galah)
  • sandrohu omo (setinggi rumah)
  • sandrohu niha (setinggi manusia)
  • falawa bagi (setinggi leher)
  • falawa alogo (setinggi dada)
  • falawa löwi-löwi (setinggi pinggang)
  • falawa talu waha (setinggi pertengahan paha)
  • falawa balöduhi (setinggi lutut)
  • falawa talumbisi (setinggi pertengahan betis)
  • falawa tetekahe (setinggi tumit)
  • sambosi (setengah langkah)
  • dll

Ukuran Waktu

Ukuran waktu dalam bahasa Nias bisa dinyatakan menggunakan kata-kata berikut:

  • atöwa luo (jam)
  • nöngöwa (menit)
  • ngaligö (detik)
  • ngaluo (hari)
  • migu (minggu)
  • wawa (bulan)
  • döfi / fakhe (tahun)
  • tölu wawa (tiga bulan)
  • öfa wawa (empat bulan)
  • önö wawa (enam bulan)
  • sagötö niha (satu generasi = kurang lebih 25 tahun)
  • alahoitö (10 tahun / 2 lustrum)
  • ngahönö (1 abad = 1000 tahun)
  • omahota (10 abad)
  • omadoutö
  • sambadu
  • atage zidadao
  • alölö afo
  • asoso wakhe
  • asoso gadulo
  • mo'otu nidanö
  • mamö'i hörö (sekejap mata)
  • dll

Karena dulu masih belum punya jam, orang Nias mengenal istilah-istilah waktu dalam menentukan jam, berikut ulasannya:

  • Jam 2 - 2.30 malam, diistilahkan miwo manu siföföna (ayam berkokok pertama kalinya)
  • Jam 4 pagi, diistilahkan miwo manu simendrua (ayam berkokok untuk kedua kalinya)
  • Jam 5 pagi, ada beberapa istilah yang digunakan seperti miwo manu si fadoro (ayam berkokok beruntun dan bersahutan), möi zamölö, afusi wali (pekarangan rumah mulai kelihatan)
  • Jam 6 pagi, muhede riwi-riwi (mulai terdengar suara "jangkrik")
  • jam 8 pagi, diistilahkan otufo namo (embun mengering)
  • Jam 11 siang, diistilahkan mangawuli zimilo (pulang kerja)
  • Jam 12 siang, diistilahkan laluo (tengah hari)
  • Jam 1 siang, ahole yöu luo (matahari miring kearah utara)
  • Jam 3 sore, aso’a yöu luo (matahari tepat diarah utara)
  • jam 5 sore, manaere luo
  • Jam 6 sore, diistilahkan aekhu luo atau bisa juga manuge manu
Demikian informasi dari orangtua zaman dulu, informasi ini sebagian masih dipakai sampai saat ini di pelosok kampung.
Pose di sebuah Lukisan dinding Hotel di Kota Medan 2009


Arti Pohon pada Masyarakat Nias Tanoniha




Bagi warga Nias pohon  tidak hanya sekedar berfungsi sebagai bahan bangunan, beberapa pohon tertentu memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Nias. Sayangnya keberadaan pohon-pohon ini juga bisa mengalami nasib yang sama seperti Simalambuo bila dari sekarang tidak dilakukan penanaman kembali. Berikut beberapa pohon yang diyakini masyarakat Nias mempunyai nilai tertentu dalam kehidupan.

Pohon Fosi
1. Fõsi
Pohon yang menjulang tinggi ini dalam bahasa daerah Nias disebut Fõsi. Pohon yang belum diketahui bahasa Indonesia ini hanya ditemukan di daerah Nias Selatan. Sekilas bentuk daun dan batangnya seperti pohon kedondong.
Pada zaman dulu sebelum agama masuk, pohon Fõsi dianggap sebagai pohon keramat bagi masyarakat setempat yang diyakini mampu meramal tentang masa depan. Misalnya bila salah satu dahannya patah, itu berarti ada anggota keluarga bangsawan yang akan meninggal. Selain itu, pohon Fõsi juga dijadikan sebagai tanda kemakmuran suatu desa yang akan dibentuk.
“Jika disuatu daerah akan dibangun sebuah desa maka disitu akan ditanam Fõsi. Bila Fõsi tumbuh subur itu menandakan bahwa desa tersebut akan makmur sementara hal sebaliknya akan terjadi bila Fõsi tidak dapat tumbuh dengan baik,” tutur Ibu Lusia Sutrisni Telaumbanua (40), salah seorang staf Museum Pusaka Nias yang khusus membidangi flora dan pembudidayaan tanaman tradisional.
Menurut ibu Lusia, belum diketahui pasti apakah pohon yang satu ini hanya ditemukan didaerah Nias Selatan sebab menurut kabar, pohon ini juga ditemukan didaerah perbatasan kecamatan Idanõgawo Kabupaten Nias. Jumlahnya juga sangat sedikit.
Berbagai macam cerita yang muncul seputar keberadaan pohon Fõsi serta maknanya bagi masyarakat Nias membuat ibu Lusia giat untuk menggali informasi yang lebih dalam. “Saat ini saya mencoba untuk menulis tentang pohon Fõsi ini selain untuk mengetahui lebih banyak lagi juga agar pohon ini semakin dikenal oleh masyarakat secara luas,” ujarnya.
Belum diketahui bagaimana cara pembibitan pohon yang satu ini. Namun hal terpenting yang harus diperhatikan dalam menanam pohon Fõsi adalah media tanam haruslah menggunakan tanah yang subur. Bila tidak, pertumbuhannya sedikit terhambat.
  1. 2. Berua
Pohon Berua diduga sejenis pohon manggis karena memiliki bentuk daun dan buah seperti manggis meski untuk buahnya berukuran lebih kecil, kulitnya berwarna merah dan rasanya asam.

Bibit Pohon Berua
Pohon yang dikenal kuat dan tahan air ini biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan kapal. Karena kayunya yang sangat keras maka pohon Berua sering dipilih sebagai nama desa atau kecamatan yakni Tuhemberua karena dianggap sebagai lambang kekuatan. Seperti kecamatan Tuhemberua di kabupaten Nias Utara dan desa Tuhemberua di kota Gunungsitoli.
  1. 3. Boli
Pohon Boli yang dalam bahasa Indonesia disebut pohon Lanang ini banyak tersebar diseluruh daerah di Pulau Nias. Selain karena berfungsi sebagai tanaman obat, pohon Boli juga mudah untuk dibudidayakan.
Daun pohon Boli memiliki khasiat untuk penurun demam dengan cara meminum air perasan daunnya atau dengan menggunakan air rebusan daunnya untuk air mandi.
Sementara untuk batangnya, pohon Boli dipercaya sebagai penangkal petir dan pendingin rumah sehingga pada saat masyarakat Nias membangun rumah, sudah menjadi tradisi bila batang pohon Boli harus diletakkan dibubungan rumah.
  1. 4. Pohon Muru-muru
Pohon yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama pohon Kelor ini sangat sulit ditemui. Pohon yang daunnya sangat berkhasiat untuk menguatkan rahim, pendingin perut dan penurun panas ini memang tidak tumbuh sembarangan.
Sifatnya yang tumbuh tidak sembarangan ini bukan dipengaruhi oleh media tanamnya tetapi lebih kepada cara penananam dan perlakuan terhadap pohon Muru-muru. Sulitnya membudidayakan pohon tersebut menimbulkan suatu kepercayaan yakni bila seseorang berhasil menanamnya itu berarti orang tersebut adalah seseorang yang bertangan dingin terutama dalam bercocok tanam.
Selain itu ada beberapa jenis pohon lainnya yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat Nias baik untuk bahan bangunan maupun untuk kebutuhan lainnya. Pohon yang biasanya digunakan sebagai bahan bangunan yakni Hoya (Nibung), Afoa (Selasihan), Manawa, Bayo, Godu dan Simalaeso.
Ada juga pohon Oholu yang kulitnya dimanfaatkan sebagai pembuatan baju pada jaman dulu dan pohon Ewo (sejenis beringin) yang akarnya digunakan sebagai pengikat beban dan alas periuk tanah.

Perlu Dilestarikan

Pohon Boli
Dari paparan diatas, nyata betul bahwa pohon memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Nias. Dapat disimpulkan, fungsi pohon itu ada empat yakni sebagai penjaga keseimbangan alam dan udara, sebagai bahan bangunan, sebagai sebuah lambang serta sebagai sumber pengobatan.
Sayangnya, keempat fungsi ini masih belum disadari sepenuhnya oleh masyarakat sehingga perilaku untuk “gunakan terus” tanpa melakukan penanaman kembali tetap terjadi. Misalnya saja pohon Hoya (Nibung) yang sangat diperlukan untuk pembangunan rumah adat.
“Mungkin diperlukan peran pemerintah atau lembaga tertentu untuk menyosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya pelestarian pohon,” ujar Ibu Lusia.
Selain itu menurut Ibu Lusia, rendahnya partisipasi masyarakat dalam melakukan pelestarian pohon adalah kurangnya motivasi masyarakat untuk membudidayakan pohon. Hal ini mungkin dikarenakan pembudidayaan pohon yang membutuhkan waktu yang lama sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Berangkat dari kendala tersebut, momen hari Pohon 21 November 2011 hendaknya dijadikan sebagai awal bagi masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama memikirkan pelestarian pohon yang sangat diperlukan oleh masyarakat kita sendiri. Penanaman pohon sebaiknya dilakukan sejak dini agar jangan sampai jumlah pohon yang ada semakin berkurang hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.  (ANOVERLIS HULU)

Rabu, 16 November 2011

Nias Selatan Jadi Pusat Gebyar KB Kepulauan Nias

Logo Nias Selatan
Medan, NiasPost.Com  – Kabupaten Nias Selatan akan menjadi pusat Gebyar KB Kepulauan yang akan digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumatera Utara, pada Desember 2011 mendatang. Ini untuk mensukseskan dan mempercepat pelaksanaan Program Keluarga Berencana (KB) di daerah tersebut.
Kepala BKKBN Sumatera Utara, Nofrijal mengatakan, kegiatan tersebut rencananya akan dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kesra, Aster Panglima TNI dan Kepala BKKBN Pusat. “Dengan pertimbangan waktu, kemungkinan pada bulan Desember ini kita akan menyelenggarakan Gebyar KB Kepulauan yang dipusatkan di Nias Selatan,” katanya saat membuka pertemuan pemantapan komitmen penggarapan bersama KB wilayah kepulauan, Selasa (8/11/2011).
Pada kesempatan itu dia menyebutkan, pihaknya akan mengalokasikan dana sebesar Rp 700 juta – Rp 1,2 miliar untuk  kabupaten/kota. Dukungan dana tersebut, katanya, juga digunakan untuk orientasi tokoh masyarakat, orientasi provider, dan orientasi kader pengelola KB tingkat pedesaan. Selain itu, lanjut Nofrijal, BKKBN juga akan melakukan promosi massive pengunaan IUD (Intra Uterine Device), sebagai alat kontrasepsi yang efektif di seluruh kecamatan, dan dukungan pembiayaan pelayanan KB MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang), termasuk menghadirkan tenaga ahli.
Sementara itu, Kabid KS/PK A Sofian Rangkuti, mengatakan, berdasarkan UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan PP No 25 Tahun 2000 tentang  Daerah Otonomi, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah mengeluarkan Perda No 31 Tahun 2001 sebagai dasar kabupaten/kota membentuk dinas terkait kependudukan.
“Tujuan dilaksanakannya penggarapan KB wilayah kepulauan untuk meningkatkan akses,  kualitas pembinaan, dukungan, kesertaan, dan penyediaan saran dan prasarana pelayanan melalui peningkatan kompetensi bagi provider pelayanan KB khususnya di daerah wilayah kepulauan,” jelasnya.
Berdasarkan data Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Provinsi Sumatera Utara menunjukkan tingkat pencapaian peserta KB baru di wilayah Kabupaten Nias berkisar 59,4 persen. Dilanjutkan Kabupaten Nias Selatan  dengan persentase 52,4 persen, Gunung Sitoli berkisar 31,9 persen, Nias Utara 24 persen dan Nias Barat hanya 12,9 persen.

Ramalan Intelijen dan Ramalan Jayabaya Presiden 2014

Jakarta. Ramalan intelijen adalah sebuah forecast yang dibuat berdasarkan fakta-fakta masa lalu yang dijadikan  dasar atau disebut basic descriptive intelligence, dikaitkan dengan fakta-fakta masa kini. Kemudian bisa dibuat sebuah ramalan untuk masa depan yang berbentuk sebuah perkiraan. Keseluruhan informasi tersebut telah melalui sebuah prosedur penilaian atau analisa.
Beberapa waktu lalu, penulis bertemu dan berbincang dengan Ibu Megawati yang akrab dipanggil bu Mega di kediamannya Jl.Tengku Umar. Pertemuan terjadi karena penulis diminta seorang teman yang mempunyai hubungan dekat dengan Ibu Megawati untuk bertemu dengan beliau. Setelah penulis menanyakan inti pertemuan, disampaikan terkait dengan artikel yang penulis buat pada 11 Juni 2011 dengan judul Capres terkuat 2014 ( http://ramalanintelijen.net/?p=1832 ), dimana menurut penulis Megawati masih berpeluang besar menjadi presiden pada 2014.
Ramalan  disusun dengan dasar pemikiran intelijen pada artikel tersebut, dimana penulis melakukan penelitian sejak tahun 2004. Pada pilpres 2004 pasangan yang maju keputaran kedua (20 September 2004) adalah pasangan Megawati-Hasyim Muzadi yang mendapat 39,38% suara, dikalahkan oleh pasangan  SBY-JK yang mendapat dukungan 60,62%. Pada pilpres 2009, hasil dari pilpres langsung, Megawati yang berpasangan dengan Prabowo Subijanto mendapat dukungan 26,79%, dikalahkan oleh pasangan SBY-Boediono yang memperoleh 60,80%.
Dari fakta tersebut, yang terlihat jelas adalah Mega telah dua kali menjadi runner-up capres, sementara SBY menang dua kali. Nah yang sangat  jelas terlihat pada partai  final, kedua calon adalah 'patron' dimana Megawati telah mempunyai pemilih yang solid, sementara SBY mampu menarik konstituen manapun dengan kharismanya. Citra keduanya sebagai patron tidak mampu digoyahkan oleh calon yang masih tanggung ataupun dinilai masyarakat memiliki masalah.
Kemudian penulis membuat beberapa artikel yang berkait dengan pemilu legislatif dan presiden dengan judul ;  Mengintip Sri Mulyani Sebagai Capres 2014:  http://ramalanintelijen.net/?p=2513, Jangan sepelekan Hary Tanoe-Surya Paloh :  http://ramalanintelijen.net/?p=4165, Megawati, Prabowo dan Aburizal Mulai Menguat:  http://ramalanintelijen.net/?p=4189, Kenapa Megawati Dilarang Nyapres? http://ramalanintelijen.net/?p=4235 .
Penulis menyampaikan hasil pengamatan/penelitian  tentang pemilu 2014, dengan dasar beberapa artikel diatas serta artikel-artikel politik lainnya. Pilpres menurut penulis hanya akan dimenangkan oleh mereka yang maju dan sudah menjadi patron, karena budaya paternalistik masih sangat kental disini. Siapapun yang bukan patron akan sulit menang dalam persaingan yang semakin ketat. Yang kedua momentum, dimana dengan keteguhan bu Mega, PDIP menjadi partai bebas, tidak terkontaminasi secara organisasi dengan kasus-kasus korupsi. Yang ketiga 'brand image' dimana capres harus sudah dikenal luas oleh konstituen. Mega sudah sangat terkenal baik sebagai putri proklamator Soekarno juga mantan presiden dan Ratu Banteng.
Nah, dari beberapa syarat tersebut, penulis menyampaikan bahwa Ibu Mega kini hanya satu-satunya patron dengan pemilih yang solid, dan dua kali menjadi juara kedua. Beberapa tokoh lainnya sedang berusaha keras agar diakui sebagai patron. Keteguhan Mega dalam jalur oposisi nanti akan menguntungkan PDIP, tidak seperti partai banci yang gayanya oposan tetapi mau menerima jabatan di pemerintah. Keteguhan ini hanya dimiliki Megawati seorang, walau secara internal ada yang ingin menyeberang. Oleh karena itu pada kesimpulan perbincangan, penulis menyampaikan sebaiknya PDIP hanya mengajukan Mega sebagai capres, tidak mengajukan capres lainnya. Pandangan penulis sampaikan sebagai indie blogger yang terus mengikuti perkembangan politik.
Bagaimana kaitan dengan Ramalan Jayabaya?  Ramalan dibuat oleh Prabu Jayabaya, Raja   Kediri sekitar thn-1135 M dalam "Serat Jangka Jayabaya" yang mampu memprediksi kejadian-kejadian jauh melampaui jamannya . Disebut Jangka karena seperti alat jangka yang mampu menarik /mengukur jarak secara tepat , maksudnya waktunya. Tidak hanya bersifat ramalan, tetapi akurasinya terukur.
Ramalan ini dikenal  khususnya di kalangan masyarakat Jawa yg dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga. Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yg digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keasliannya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yg menuliskan bahwasanya Jayabayalah yg membuat ramalan-ramalan tersebut.
Ramalannya yang dikaitkan dengan negara dan kepemimpinan di Indonesia adalah  kata  Notonagoro. Noto berarti menata, nagoro berarti negara. Jadi pemimpin Indonesia juga disebut sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk menata negara. Suku kata tersebut ditulis dalam huruf Jawa yaitu honocoroko (ada utusan), dotosowolo (berbeda pendapat), podojoyonyo (sama-sama menang), mogobotongo (sama-sama kalah). Keduapuluh huruf Jawa itu mudah diberi huruf hidup hanya dengan menambahkan tanda. Ditambah tanda di depan atau dibelakang yang disebut ditaling tarung maka huruf A akan berubah menjadi O.
Nah, dikaitkan dengan ramalan Notonegoro, maka ramalan urutan pimpinan nasional yang memenuhi syarat setelah kemerdekaan adalah, No adalah Soekarno, To adalah Suharto, (BJ Habibie, Gus Dur dan Mega dalam urutan  saat itu sebagai presiden tidak memenuhi syarat karena tidak memerintah satu periode penuh atau lebih/lima tahunan), No selanjutnya adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Nah, Go disini diartikan pemimpin dengan akhiran Go atau Ga. Kalau dikaitkan dengan ramalan intelijen yang meramal bu Mega sebagai calon terkuat pada 2014, bisa saja terjadi Mega dengan akhiran Ga, bisa berubah terbaca menjadi Mego. Artinya beliaulah yang akan menggantikan Yudhoyono.
Apakah ramalan tersebut dapat dipercaya? Kini terserah kepada pembaca, sejauh mana kepercayaan terhadap ramalan yang masih menjadi budaya bangsa kita. Yang pasti, persaingan dalam politik masa mendatang akan semakin ketat, tidak bisa seseorang hanya duduk dengan tenang menanti Wahyu Cokroningrat jatuh kepangkuannya. Manusia harus tetap berusaha,  keputusan ada pada Yang Maha Kuasa. Siapa yang akan mendapat kepercayaan memimpin bangsa ini yang secara mental dan kepribadian sedang bergolak mencari identitas diri dalam masa transisi demokrasi.
Memang banyak yang tidak percaya dan menyepelekan bu Mega akan kembali tampil sebagai capres pada 2014 dan mampu menang. Tetapi ada yang dilupakan oleh para elit, bahwa masyarakat kita cara berfikirnya sederhana. Tulisan ini tidak didedikasikan untuk siapapun, hanya penyampaian pemikiran secara independen. Prayitno Ramelan,  http://ramalanintelijen.net
Sumber : detiknews.com (15 November 2011, 17.26 WIB)

Jangan Sepelekan Hary Tanoe-Surya Paloh

Berita bergabungnya pengusaha Hary Tanoe ke kubu Bang Surya (Surya Paloh) nampaknya membuat kubu Partai Golkar terkejut dan menjadi was-was. Pada survei yang lalu, dengan terjadinya berita negatif dari beberapa petinggi Partai Demokrat, nampaknya persepsi publik mengisyaratkan bahwa suara atau konstituen Demokrat sebagian akan mengalir ke Golkar. Memang dengan berkuasanya Golkar  selama lebih kurang 32 tahun pada masa Orde Baru, Golkar adalah pemegang konstituen nasionalis terbesar disamping PDIP.
Dalam perkembangannya setelah dicanangkannya reformasi, kembali suara Golkar tambah digerus oleh Partai Demokrat, konstituen nasionalis terpecah menjadi tiga. Nah, kini dengan keluarnya Surya Paloh dari Golkar nampaknya suara Golkar kembali akan tergerus kembali. Bang Surya dengan Nasdem-nya setelah Sri Sultan mengundurkan diri diprediksi banyak pihak akan menjadi  lemah dan tidak berdaya menghadapi persaingan dunia politik yang semakin keras. Kini dengan berita bergabungnya Hary Tanoe ke Partai Nasdem, nampaknya kekuatan politik Surya dan Nasdem akan menggeliat kembali.
Pada tanggal 26 September 2011, sehari setelah serangan bom bunuh diri dari teroris di Gereja GBIS Kepunton Solo, penulis diundang oleh MNC News ke Markas MNC Kebon Sirih untuk menjadi nara sumber bersama Pak Hendardi. Begitu masuk ke dalam gedung, disalah satu lantai, penulis terkejut melihat demikian banyak jaringan MNC, belum lagi Indovision yang berlokasi di Jalan Panjang,  semuanya merupakan bagian kerajaan bisnis media dari Hary Tanoe. Hary bukanlah pengusaha ecek-ecek, langkah-langkahnya strategis, dalam waktu tidak terlalu lama dia mampu menguasai perusahaan dari anak-anak Pak Harto.
Di Kebon Sirih, penulis melihat kini bergabung beberapa stasiun TV seperti RCTI, MNC News, Global TV serta beberapa saluran MNC lainnya. Selain itu Hary Tanoe juga memiliki sejumlah stasiun radio serta koran. Itulah kekuatan Hary yang apabila digabung dengan Surya Paloh yang memiliki Metro TV serta Harian Media Indonesia akan menjadi salah satu jaringan terbesar media pembentuk opini terbesar di Indonesia.
Seperti diketahui, pada dua pemilu serta pilpres  2009, peran media sangatlah besar dalam pembentukan opini dan kemampuannya jauh lebih besar dibandingkan jejaring partai. Sehingga media mendapat julukan terhormat dan demikian berbahayanya sebagai "silent revolution." Apabila setiap hari masyarakat atau konstituen dijejali dengan berita-berita yang dikemas sebagai bagian dari pembentukan keputusan politik, jejaring partai manapun tidak akan mampu menandinginya. Musuh terberatnya hanyalah incumbent. Dengan tidak majunya incumbent, maka medan persaingan menjadi lebih bebas dan disitulah berlaku hukum revolution tadi.
Nampaknya yang dapat membaca bahaya Hary adalah Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoro, yang mewanti-wanti agar Hary Tanoe tidak terburu-buru bergabung bersama Partai Nasdem. Sementara Ketua Partai Golkar Aburizal Bakrie terkesan menggangap remeh masuknya Hary Tanoe ke partai Surya Paloh  tersebut. Meski mengucapkan selamat, Ical menilai Hary Tanoe kecil atau tidak ada apa-apanya. Memang dalam menghadapi pesaing, menurut ilmu intelijen harus diukur kekuatan, kemampuan dan kerawanan serta niat. Apakah Golkar mampu mempertahankan kredibilitasnya sebagai partai yang bisa dipercaya konstituennya? Surya Paloh nampaknya akan mempengaruhi Golkar-Golkar muda, dan melepaskan para Golkar tua bersama pengurus Golkar yang memang sudah mulai tua. Strategi ini yang sangat berbahaya dan menjadi kemampuan Nasdem bersama Hary.
Dalam kondisi yang berlaku, apabila tidak hati-hati, suara Golkar akan pecah dan sebagian diperkirakan akan bisa mengalir ke kubu Nasdem. Kita akan melihat seberapa besar perpecahan Golkar, khususnya mendekati 2014 nanti. Apabila Nasdem membesar, dan Surya Paloh kemudian pada pilpres bergabung dengan PDIP, maka baik Golkar ataupun Demokrat nampaknya akan sulit menandingi dalam pilpres. Megawati menurut penulis hingga kini masih merupakan patron yang belum ada tandingannya pada 2014 nanti. Kini, tergantung kepada langkah-langkah politik serbu dan kuasai dari Surya Paloh, langkah menarik Hary Tanoe kekubunya ibarat memainkan kuda dalam permainan catur. Langkahnya lain dari yang lain tetapi mematikan raja yang manapun apabila men-schak.
Jadi mari kita ikuti dan simak upaya dari beberapa petinggi parpol dan khususnya para pengusaha yang berduit itu, nampaknya kekayaan saja tidak cukup memenuhi hasrat bathiniah, kini kekuasaan mulai menyentuh dan menggodanya. Jelas semuanya boleh saja di negara yang masih mencari bentuk demokrasinya ini, selama niatnya baik demi bangsa dan negara serta mengemban amanah dari rakyat. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )

Jangan Sepelekan Hary Tanoe-Surya Paloh

Berita bergabungnya pengusaha Hary Tanoe ke kubu Bang Surya (Surya Paloh) nampaknya membuat kubu Partai Golkar terkejut dan menjadi was-was. Pada survei yang lalu, dengan terjadinya berita negatif dari beberapa petinggi Partai Demokrat, nampaknya persepsi publik mengisyaratkan bahwa suara atau konstituen Demokrat sebagian akan mengalir ke Golkar. Memang dengan berkuasanya Golkar  selama lebih kurang 32 tahun pada masa Orde Baru, Golkar adalah pemegang konstituen nasionalis terbesar disamping PDIP.
Dalam perkembangannya setelah dicanangkannya reformasi, kembali suara Golkar tambah digerus oleh Partai Demokrat, konstituen nasionalis terpecah menjadi tiga. Nah, kini dengan keluarnya Surya Paloh dari Golkar nampaknya suara Golkar kembali akan tergerus kembali. Bang Surya dengan Nasdem-nya setelah Sri Sultan mengundurkan diri diprediksi banyak pihak akan menjadi  lemah dan tidak berdaya menghadapi persaingan dunia politik yang semakin keras. Kini dengan berita bergabungnya Hary Tanoe ke Partai Nasdem, nampaknya kekuatan politik Surya dan Nasdem akan menggeliat kembali.
Pada tanggal 26 September 2011, sehari setelah serangan bom bunuh diri dari teroris di Gereja GBIS Kepunton Solo, penulis diundang oleh MNC News ke Markas MNC Kebon Sirih untuk menjadi nara sumber bersama Pak Hendardi. Begitu masuk ke dalam gedung, disalah satu lantai, penulis terkejut melihat demikian banyak jaringan MNC, belum lagi Indovision yang berlokasi di Jalan Panjang,  semuanya merupakan bagian kerajaan bisnis media dari Hary Tanoe. Hary bukanlah pengusaha ecek-ecek, langkah-langkahnya strategis, dalam waktu tidak terlalu lama dia mampu menguasai perusahaan dari anak-anak Pak Harto.
Di Kebon Sirih, penulis melihat kini bergabung beberapa stasiun TV seperti RCTI, MNC News, Global TV serta beberapa saluran MNC lainnya. Selain itu Hary Tanoe juga memiliki sejumlah stasiun radio serta koran. Itulah kekuatan Hary yang apabila digabung dengan Surya Paloh yang memiliki Metro TV serta Harian Media Indonesia akan menjadi salah satu jaringan terbesar media pembentuk opini terbesar di Indonesia.
Seperti diketahui, pada dua pemilu serta pilpres  2009, peran media sangatlah besar dalam pembentukan opini dan kemampuannya jauh lebih besar dibandingkan jejaring partai. Sehingga media mendapat julukan terhormat dan demikian berbahayanya sebagai "silent revolution." Apabila setiap hari masyarakat atau konstituen dijejali dengan berita-berita yang dikemas sebagai bagian dari pembentukan keputusan politik, jejaring partai manapun tidak akan mampu menandinginya. Musuh terberatnya hanyalah incumbent. Dengan tidak majunya incumbent, maka medan persaingan menjadi lebih bebas dan disitulah berlaku hukum revolution tadi.
Nampaknya yang dapat membaca bahaya Hary adalah Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoro, yang mewanti-wanti agar Hary Tanoe tidak terburu-buru bergabung bersama Partai Nasdem. Sementara Ketua Partai Golkar Aburizal Bakrie terkesan menggangap remeh masuknya Hary Tanoe ke partai Surya Paloh  tersebut. Meski mengucapkan selamat, Ical menilai Hary Tanoe kecil atau tidak ada apa-apanya. Memang dalam menghadapi pesaing, menurut ilmu intelijen harus diukur kekuatan, kemampuan dan kerawanan serta niat. Apakah Golkar mampu mempertahankan kredibilitasnya sebagai partai yang bisa dipercaya konstituennya? Surya Paloh nampaknya akan mempengaruhi Golkar-Golkar muda, dan melepaskan para Golkar tua bersama pengurus Golkar yang memang sudah mulai tua. Strategi ini yang sangat berbahaya dan menjadi kemampuan Nasdem bersama Hary.
Dalam kondisi yang berlaku, apabila tidak hati-hati, suara Golkar akan pecah dan sebagian diperkirakan akan bisa mengalir ke kubu Nasdem. Kita akan melihat seberapa besar perpecahan Golkar, khususnya mendekati 2014 nanti. Apabila Nasdem membesar, dan Surya Paloh kemudian pada pilpres bergabung dengan PDIP, maka baik Golkar ataupun Demokrat nampaknya akan sulit menandingi dalam pilpres. Megawati menurut penulis hingga kini masih merupakan patron yang belum ada tandingannya pada 2014 nanti. Kini, tergantung kepada langkah-langkah politik serbu dan kuasai dari Surya Paloh, langkah menarik Hary Tanoe kekubunya ibarat memainkan kuda dalam permainan catur. Langkahnya lain dari yang lain tetapi mematikan raja yang manapun apabila men-schak.
Jadi mari kita ikuti dan simak upaya dari beberapa petinggi parpol dan khususnya para pengusaha yang berduit itu, nampaknya kekayaan saja tidak cukup memenuhi hasrat bathiniah, kini kekuasaan mulai menyentuh dan menggodanya. Jelas semuanya boleh saja di negara yang masih mencari bentuk demokrasinya ini, selama niatnya baik demi bangsa dan negara serta mengemban amanah dari rakyat. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )

Mengapa Hary Tanoe Bersemangat ke NasDem

Nama Hary Tanoe secara perlahan mulai berkibar dengan bendera MNC yang entah mempunyai beberapa channel media elektronik itu. Hary Tanoe sangat pintar memainkan media elektronik sebagai kartu penting dalam dunia politik di Indonesia. Bahkan dia berani mengukuhkan diri sebagai jawara dunia pertelevisian di tanah air, dengan membuat beberapa macam ragam acara yang dapat menjadi pilihan bagi para pemirsanya. Mulai dari Indovision, MNC, Global TV, RCTI, MNC News, MNC Muslim, Musik dan beragam lainnya, disamping harian Seputar Indonesia.
Kini secara resmi Hary Tanoe menyatakan bahwa dia resmi bergabung dengan Surya Paloh pemilik Metro TV dan Harian Media Indonesia. Dikatakannya, "Sederhana, kalau saya secara pribadi, secara bisnis bisa dikatakan mapan, tapi bagaimanapun saya ingin berkontribusi dengan bangsa ini," ujar Hary Tanoe usai pembukaan Rapimnas I partai Nasdem di hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu (9/11/2011). Kemana mereka akan menuju dan seberapa besar bahaya keduanya bagi parpol dan capres lainnya dalam pertarungan di 2014 nanti?
Menurut penelitian khususnya pada pemilu dan pilpres 2009, media adalah alat yang disebut "silent revolution". Dia senyap tetapi tanpa terasa pengaruhnya demikian besar dalam mempengaruhi pemirsa. Tanpa terasa pemirsa kemudian terperangkap alam bawah sadarnya setelah menyaksikan sebuah tayangan yang diulang-ulang. Revolusi senyap yang diciptakannya menurut beberapa pakar politik dikatakan mampu mengalahkan jejaring partai dalam memengaruhi konstituen.
Mengapa demikian? Televisi tanpa disadari telah menyusup kebalik dinding dimanapun, dan merupakan hiburan bagi rakyat yang memang haus hiburan disaat sulit. Pernah seorang pejabat diluar Jawa menyampaikan kepada penulis, bahwa dia tidak pernah beranjak dari dua buah stasiun televisi, yaitu Metro TV dan TV One. Ini berarti berita sudah menjadi sebuah kebutuhan pokok bagi masyarakat.
Nah, kini Hary Tanoe dengan dukungan media yang tidak main-main, akan meramaikan panggung politik dalam naungan Partai Nasdem. Partai ini menjadi pilihan Hary dengan beberapa alasan. Hary Tanoe menyebut dirinya saat ini ingin berkontribusi kepada bangsa Indonesia. Dia ingin memadukan pengalaman bisnisnya dengan menimba pengalaman di dunia politik. Saat ditanyakan mengapa memilih Partai NasDem, dijelaskannya "Saya beberapa kali berbicara dengan Pak Surya Paloh, kita ini memiliki perpektif misi yang sama, bagaimana membangun negeri ini," terangnya. Selain itu karena Nasdem adalah partai baru.
"Kami partai baru, dinamika akan lebih mudah dari pada suatu partai yang sudah mapan dan establish. Mereka sudah punya platform yang mungkin sulit untuk dimodifikasi," jelasnya. Dengan kesamaan misi dan perspektif itu, Hary Tanoe kemudian didaulat menjadi Ketua Dewan Pakar partai NasDem.
Berkaitan dengan bisnis dikatakannya,"Dari hari ke hari bisnis saya makin baik. Anda bisa cek di pasar modal semua harga saham perusahaan saya naik. Jadi tidak ada unsur itu. sebagai warga negara kita ingin berkontribusi secara konkrit. Bukan di belakang layar tapi di depan dan mudah-mudan saya berguna," jelasnya. "Bagaimana saya membesarkan MNC selama ini, saya satukan menjadi strategi yang kita pakai untuk partai NasDem, setelah itu besar apa tidak, itu urusan yang Maha Kuasa," katanya.
Itulah alasan utama Hary Tanoe bergabung ke NasDem, selain yang katanya juga ingin berkontribusi kepada bangsa Indonesia. Nah gabungan kedua kekuatan media ini jelas tidak dapat dipandang ringan oleh kandidat lainnya. Seorang pakar media jelas mampu dengan ilmunya membuat sebuah acara, mendukung atau menjatuhkan citra lawan politik, disamping terus menanamkan kepercayaan kepada masyarakat. Dengan demiian maka pada pemilu 2014 nanti yang akan banyak dimainkan adalah peran media, khususnya media elektronik.
Golkar jelas memiliki stasiun televisi, entah bagaimana dengan PDIP dan Partai Demokrat. Nampaknya harus bersiap-siap menghadapi perang media pada era digital ini. Siapa cepat dia dapat, itulah pepatah yang perlu diperhatikan. Waktu tiga tahun adalah waktu yang cukup pendek untuk membangun brand image. Apakah Surya Paloh dan Hary Tanoe mampu membesarkan diri dan partainya? Bisa ya dan bisa tidak. Secara bisnis keduanya sangat mahir memainkan perusahaan sebagai pendukung misi politiknya, akan tetapi yang harus mereka hadapi adalah tricky politik.
Dan yang harus diingat, sudahkan Hary Tanoe dan Surya Paloh menjadi patron? Penulis berani  menjawab belum. Kini patron terkuat yang siap  baru Megawati, Aburizal Bakrie sedang berusaha menjadikan dirinya patron. Prabowo mulai menuju kearah patron, tetapi hambatannya Partai Gerindra masih sebagai partai papan bawah, yang bisa tersapu apabila parliamentary threshold dinaikkan menjadi 4-5 persen. Partai Demokrat yang menurut Anas Urbaningrum baru akan bicara capres pada tahun 2014 jelas akan jauh ketinggalan kereta, menurut penulis elit politiknya tidak siap untuk bersaing. Calon yang lainnya jelas masih belum mampu apabila kini dihadapkan head to head dengan Mega dan Aburizal serta Prabowo, mereka masih kalah kelas.
Nah, dengan demikian Apabila Surya Paloh dan Harry Tanoe akan maju pada 2014, gerakan membesarkan NasDem semestinya harus paralel dengan menjadikan keduanya menjadi patron. Terlepas dari segalanya, pasangan ini menjadi berbahaya karena selain memiliki media, jelas keduanya mempunyai uang. Kiranya begitu?. Prayitno Ramelan ( http://ramalanintelijen.net )

Hilisataro tempo doeloe

Hilisataro tempo doeloe