1. Mark Zuckerberg (kini 25 tahun/asal AS)
Ketika menciptakan situs jejaring sosial Facebook, Mark Zuckerberg baru berusia 19 tahun. Ia membuat Facebook untuk membantu membangun jaringan sosial bagi remaja di kampusnya saat itu, Universitas Harvard, Amerika Serikat.
Kini, Facebook merupakan situs jejaring sosial terbesar kedua setelah MySpace. Di bawah pimpinan Sang Penemu, situs ini terus tumbuh hari demi hari. Jutaan pengguna baru terus mendaftar setiap bulan!
2. Steve Shih Chen (31 tahun/Taiwan- AS), Jawed Karim (30 tahun/Jerman- AS), Chad Hurley (32 tahun/AS)
Keduanya adalah pencipta dari situs "berbagi video online", YouTube. Mereka mendirikan YouTube pada 2005. Ketika itu, Chad berusia 28 tahun dan Steve 27 tahun.
Pada Oktober 2006, YouTube diakuisisi (diambil alih kepemilikannya) oleh Google. Nilainya: 1,65 miliar dollar AS (Rp16,9 triliun).
3. Jerry Yang (40 Tahun/Taiwan- AS) dan David Filo (42 tahun/AS)
Pada tahun 1995, kedua orang ini menemukan Yahoo!, situs mesin pencari kedua terbesar setelah Google. Saat itu, Jerry berusia 26 tahun dan Filo 28 tahun.
Tahun lalu, perusahaan raksasa Microsoft sempat ingin membeli Yahoo!. Nilai tawaran yang dibicarakan: 44,6 miliar dollar AS (Rp458,8 triliun). Rencana ini memang batal. Setelah itu, Microsoft dan Yahoo! tidak menampik mengenai kemungkinan kerja sama di masa mendatang.
4. Matt Mullenweg (25 tahun/AS)
Matt Mullenweg adalah pencipta situs penyedia blog gratisan: WordPress. Ia mulai baru berusia 19 tahun ketika mulai menciptakan cikal bakalnya.
WordPress menjadi tenar dalam waktu singkat. Alasannya, situs ini mudah dipakai dan selalu diperbarui. Hingga tahun 2008, tercatat ada 230 juta pengakses tetap dengan 6,5 miliar halaman WordPress yang bisa dilihat. Lalu, ada 35 juta posting baru dengan tambahan rata-rata empat juta posting setiap bulan..
Matt, yang pernah datang ke Jakarta pada Januari 2009 ini mengatakan, ia tidak akan menjual WordPress ke perusahaan besar dengan harga' selangit'.. Ia juga bilang, tidak mencari keuntungan dari WordPress. Keuntungan sudah ia dapatkan dari beberapa perusahaan, yang dimilikinya.
5. Tom Anderson (38 tahun/Amerika Serikat)
Tom Anderson merilis MySpace pada bulan Agustus 2003. Ada kesimpang siuran data mengenai usianya saat itu, namun berbagai sumber menyebut Tom berusia kurang dari 30 tahun ketika menciptakan MySpace.
Saat ini, MySpace adalah salah satu situs jejaring sosial paling besar di dunia, yang bersaing ketat dengan Facebook. MySpace telah digunakan lebih dari 100 juta orang, dengan pengguna terbesar berasal dari kawasan Amerika Serikat.
Kelebihan MySpace terletak pada bidang musik. Ketika fasilitas musik terbaru (yaitu "audio streaming" gratis) diluncurkan pada 25 September 2008, hanya dalam beberapa hari saja, ada miliaran lagu yang didengarkan oleh para penggunanya. Kelebihan ini membuat banyak orang memperkirakan bahwa MySpace bisa mempengaruhi industri musik di internet.
6. Blake Aaron Ross (23 tahun/AS)
Blake Ross adalah pemuda jenius yang menciptakan Mozilla, fasilitas penjelajah internet. Mozilla diluncurkan untuk umum pada November 2004. Saat itu, usia Blake baru 19 tahun!
Mozilla kemudian digabungkan dengan Firefox, program yang diciptakannya bersama Dave Hyatt. Maka, setelah itu, namanya menjadi Mozilla Firefox.
Dengan cepat, Mozilla Firefox diterima para pengguna internet di dunia. Ia, antara lain, dinilai lebih aman dan mudah dipakai (dibandingkan dengan para kompetitornya) . Ia juga dinilai mampu merebut sebagian pasar fasilitas penjelajah internet, yang selama ini dikuasai oleh Microsoft Internet Explorer.
Banyak orang memuji kesuksesan Blake Ross. Direktur engineering Yayasan Mozilla, Chris Hoffman, mengatakan, "Dalam dunia 前pen Source', posisi seseorang tergantung pada keahliannya. Dan Blake Ross memiliki semua keahlian yang dibutuhkan."
7. Pierre Omidyar (41 tahun/Perancis- AS)
Pierre Omidyar merilis eBay pada 4 September 1995. Saat itu, usianya 28 tahun.
eBay adalah situs lelang online. Awalnya, Pierre membuat eBay untuk menolong seorang teman dekat yang ingin menjual sebuah produk. Namun, tak lama kemudian, eBay berkembang pesat menjadi lahan bisnis yang amat prospektif. Kini, eBay adalah situs lelang online terbesar di dunia.
Menurut Pierre, dalam sebuah wawancara, kesuksesan eBay tidak lepas dari dua hal. Pertama, kuatnya komunitas penjual dan pembeli, yang jumlahnya mencapai ratusan juta orang. Kedua, nilai-nilai baik yang dianutnya. Dalam bisnis, eBay percaya bahwa pada dasarnya setiap manusia itu baik dan setiap orang memiliki suatu keunggulan yang bisa diberikan kepada orang lain. Selain itu, eBay percaya bahwa kejujuran dan keterbukaan bisa membawa kebaikan pada diri manusia. Maka, aturan "emas" eBay adalah mengakui dan menghormati setiap orang sebagai individu yang unik. eBay pun berharap para anggotanya bisa mengikuti contoh yang diberikan.
8. Larry Page (36 tahun/AS) dan Sergey Brin (35 tahun/AS)
Keduanya merilis Google pada 4 September 1998. Saat itu, mereka baru berusia 25 tahun dan 24 tahun. "Kantor" pertama mereka adalah garasi.
Google, mesin pencari yang bisa menampilkan segala jenis informasi ini, disukai banyak orang - terutama para mahasiswa. Maka, hanya dalam tempo waktu beberapa tahun saja, Google bisa berkembang amat pesat dan meraup keuntungan miliaran dollar AS. Kini, Google bisa disebut sebagai mesin pencari nomor satu di dunia.
Kisah sukses Larry Page dan Sergey Brin dalam menciptakan dan mengembangkan Google telah menjadi inspirasi bagi banyak orang muda di dunia ini, khususnya para penggemar teknologi informasi. Mereka berharap bisa membuat program baru yang berguna bagi masyarakat dunia dan menguntungkan dari segi finansial.
Möi Malu Dahönagö, Sambua Ihalö ba Isataigö, Malu Daföfögö, Sambua Ihalö ba Iföfögö. Good Person & Integrity
Senin, 28 September 2009
Jerman Timur Dulunya Tidak Ada Pisang
Sistem ekonomi otokratik atau sering dikenal dengan nama 'command and control' adalah sistem yang dianut oleh negara-negara komunis. Dasar pemikiran dari sistem command and control ini adalah bahwa pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah akan membawa keadilan yang lebih merata.
Namun kenyataan menunjukkan bahwa keadilan yang dicari oleh pemerintah ini dapat terkorupsi sebab aparat negara yang merencanakan pembangunan dan merencanakan pemerataan ini ternyata berubah menjadi eksklusif. Kekuasaan yang terlalu besar pada pemerintah telah mengubah fokus mereka untuk menjaga kelanggengan pemerintah dan mulai menerapkan tangan besi untuk memaksakan kehendak.
Semakin keras pemerintah menekan dan memaksa, semakin rendah moral rakyat untuk berproduksi. Dan anekdot populer setelah keruntuhan tembok Berlin menggambarkan gagalnya pemaksaan dan aturan ekonomi 'command and control' yang diterapkan oleh pemerintahan komunis Jerman Timur tersebut. Disebutkan bahwa penduduk Jerman Timur tidak pernah memakan pisang sebab buah pisang ini tidak pernah diproduksi di Jerman Timur. Berbagai toko-toko buah dan makanan pun akhirnya mulai berdiri di sepanjang jalan yang menghubungkan perbatasan Jerman Timur dan Jerman Barat. Pemerintah Jerman Barat pun menyadari keinginan penduduk Jerman Timur untuk mencoba rasa buah pisang yang eksotik ini, Pemerintah Jerman Barat kemudian membagikan buah pisang gratis pada penduduk Jerman Timur untuk merayakan runtuhnya komunisme di tempat Postdamer Platz, Berlin segera setelah tembok Berlin itu diruntuhkan.
Disini dibuktikan bahwa prinsip ekonomi pasar bebas jelas memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan ekonomi 'command and control'. Pasar bebas akan menyediakan barang yang diinginkan penduduk, dan bukannya barang yang menurut para birokrat dibutuhkan oleh penduduk. Landasan utama keajaiban sistem pasar bebas ini bisa diringkas dengan peribahasa berikut: dua kepala menghasilkan solusi yang lebih baik daripada solusi satu kepala. Dan dengan mengikut-sertakan seluruh otak-otak masyarakat untuk berpartisipasi dalam sistem ekonomi ini, maka sistem ekonomi pasar telah terbukti lebih unggul dari sistem ekonomi command and control.
Lalu teknik apa yang memungkinkan semua orang untuk berpartisipasi? Yang pertama adalah adanya hubungan antara usaha dan hasil. Tiap orang yang ingin memperoleh sesuatu keuntungan perlu menyumbangkan kerja yang dapat dinikmati oleh orang lain (pembayar/konsumen) . Jadi pelaku-pelaku ekonomi yang dapat mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan dapat menyediakan barang atau jasa yang memenuhi keinginan konsumen dengan harga murah dan kualitas tinggi akan menerima balas jasa yang seimbang dengan usahanya tersebut. Demikianlah maka sistem ekonomi yang baik akhirnya akan berorientasi lebih kepada pemenuhan kebutuhan konsumen.
Lalu bagaimana dengan produsen? Kita ingat bahwa elemen utama dari sistem ekonomi yang baik adalah pemenuhan kebutuhan konsumen. Produsen yang baik tentu harus dapat mengenal kebutuhan konsumennya. Masalah timbul bila produsen ini memiliki kemampuan yang besar untuk memanipulasi persepsi konsumen. Alih-alih menunggu dan mencari apa yang dibutuhkan konsumen, produsen dapat menciptakan barang baru dan membujuk konsumen agar konsumen percaya bahwa barang yang mereka produksi dibutuhkan oleh konsumen. Kita berikan contoh ekstrim pada industri narkoba. Konsumen yang dulunya tidak membutuhkan narkoba bisa dibujuk dan dibuat kecanduan sehingga produsen narkoba memperoleh konsumen baru dan industri narkoba yang sebenarnya tidak diperlukan akhirnya menjadi kebutuhan pokok dari konsumen tersebut. Contoh lain yang agak ringan barangkali dalam hal industri rokok. Rokok jelas bukanlah kebutuhan utama manusia sebab manusia bisa hidup normal tanpa merokok. Namun berbagai iklan dan advertisement dapat mengubah persepsi muda-mudi yang seharusnya sehat dan menjauhi rokok, dan mengubahnya menjadi pecandu rokok karena mereka tidak bisa lepas dari efek nikotin dalam rokok. Contoh lainnya juga adalah dimana produsen barang impor mewah yang menyatakan bahwa wanita/pria tidak akan cantik/ganteng kalau tidak menggunakan barang impor asli yang harganya dibawah 50 juta rupiah, misalnya. Disinilah dapat kita lihat bahwa ternyata sedikit demi sedikit konsumen mulai kehilangan posisi pentingnya dalam proses pasar bebas ini. Posisi sentral konsumen sebenarnya telah digantikan oleh produsen yang dapat 'memaksakan' konsumen untuk membeli barang yang diproduksi oleh produsen. Jadi ini adalah salah satu kelemahan sistem pasar bebas, yang dikenal dengan nama 'peng-agung- agungan konsumerisme' .
Penamaan ini sebenarnya salah, sebab walaupun yang diusung tinggi dalam iklan-iklan adalah kata-kata 'Buy... Buy,.... Consume.... Consume...." fokus utama dari iklan ini adalah kekuatan produsen yang ternyata sudah melebihi kekuatan konsumen secara agregat.
Selasa, 08 September 2009
Kudeta Di Nias Tanoniha oleh Jerman 1942
Pulau Nias adalah terdiri dari 4 Kabupaten dan 1 Kotamadya yang merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Utara yaitu Kabupaten Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat dan Kodya Gunungsitoli biasa disebut Hulo Tanoniha, mempunyai jarak ± 85 mil laut dari Sibolga (daerah Provinsi Sumatera Utara). Daerah Kabupaten Nias merupakan daerah kepulauan yang memiliki pulau-pulau kecil sebanyak 27 buah. Banyaknya pulau-pulau kecil yang dihuni oleh penduduk adalah sebanyak 11 buah, dan yang tidak dihuni ada sebanyak 16 buah.Luas wilayah Kabupaten Nias adalah sebesar 3.495,40 km2 (4,88 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Utara), sejajar dan berada di sebelah barat Pulau Sumatera serta dikeliling oleh Samudera Hindia.
Kudeta Jerman Di Pulau Nias
Judul diatas pastinya sangat menarik. Bagaimana sekelompok orang-orang Jerman yang dianiaya di Hindia Belanda bisa berontak terhadap Pemerintah Hindia Belanda. Peristiwa sejarah ini sangatlah menarik dan banyak orang yang belum mengetahuinya. Sangat menarik bila sejarah kecil ini—La Petite Histoire istilah Rosihan Anwar—ini diangkat sebagai tulisan utuh berbentuk buku. Setidaknya akan memperkaya khazanah Indonesia umumnya dan Nias khususnya. Berikut ini hanya sekelumit cerita menarik tentang kudeta orang Jerman terhadap Belanda di Nias.
Pada 19 januari 1942, kapal Van Imhoff meninggalkan Sibolga. Kapal ini mengangkut 477 internir Jerman ke India. Tidak jauh dari pelabuhan muncul pesawat pengintai Angkatan Laut Jepang (Kaigun) yang menjatuhkan bom ke kapal, perlahan kapalpun tenggelam. Seratus sepuluh orang Belanda, awak kapal dan penjaga tawanan Jerman, berhasil menyelamatkan diri dengan sekoci. Para tawanan dibiarkan mati konyol di laut. Kapten kapal, sebelum pergi meninggalkan kunci-kunci kepada komandan Jerman yang segera membebaskan para tawanan yang terkurung. Banyak orang Jerman yang panic lalu tenggelam. Salah satunya Walter Spies[1]. Sayangnya sekoci kapal sudah habis disikat orang-orang Belanda. Hanya ada kapal kerja (werkboot) dan sejumlah rakit.[2]
Ledakan bom yang dijatuhkan pesawat pengintai Jepang, menyebabkan banyak ikan laut mati disekitar tenggalamnya kapal, akan mengundang ikan hiu. Karenanya tawanan yang selamat berusaha secepat mungkin meninggalkan puing-puing kapal. Kondisi ini juga membuat sebagian tawanan bunuh diri. Bagi yang bersemangat hidup, berusaha membuat rakit dari puing sisa ledakan. Sekelompok tawanan menemukan sebuah perahu dayung sepanjang 2-3 meter, perahu lalu diisi 14 orang dipimpin oleh Albert Vehring. Ada 200 orang yang tertinggal dalam kapal. Akhirnya sebuah rombongan dengan 2 perahu dan sebuah rakit, dipimpin oleh Vehring, melihat kapal Belanda bernama Boeloengan. Orang-orang Jerman malang itu mengira akan diselamatkan oleh kapal Belanda. Sayang, setelah bertanya: “apa kalian orang Belanda?” karena merasa tidak digubris, Boeloengan keburu kabur begitu tahu yang dijumpainya adalah Jerman yang akan berbahaya bila sekapal, mengingat Jerman adalah musuh mereka secara politis. Membiarkan musuh mati lebih baik daripada menolongnya.[3]
Hampir semua dari mereka, sampai di Nias ditangkap lalu disekap oleh aparat keamanan Belanda disana. Orang Jerman ini akhirnya dibawa ke Gunung Sitoli.[4] Orang-orang Jerman malang yang berjumlah 67 orang mencapai Nias dalam beberapa rombongan. Salah satu rombongan ada terdampar di Nias Selatan.
Pada hari ke empat, 23 Januari 1942, kondisi mereka semakin payah. Mereka kehausan, lapar, kekeringan serta disiksa terik matahari di pantai nIas yang menanjak. Dalam kondisi frustasi ini seorang berusia 73 tahun bunuh diri. Untung saja, beberapa orang Nias yang bersahabat dan seorang pastur Belanda, Ildefons van Straalen, menolong mereka dengan makanan dan minuman pada sisa-sisa orang Jerman itu.[5]
Sekelompok orang Jerman, berjumlah 35m orang, itu lalu mencapai Hilisimaetano, ibukota Nias Selatan. Setelah melakukan perjalanan yang melelahkan itu, mereka dirawat sebelum dibawa ke Gunung Sitoli. Disana mereka bertemu dengan kawan-kawan Jerman lainnya dalam tangsi (kazerne).[6]
Terhitung dari 67 orang yang sampai ke Nias, 2 orang tewas, satu tewas karena kecelakaan perahu dan satu sang kakek yang bunuh diri tadi. Sisa dari mereka adalah 65 orang.
Orang-orang Jerman itu dijaga beberapa orang Belanda dan 38 angggota Veldpolitie.[7] Karena Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati 8 Maret 1942, maka pejabat Belanda di Nias bingung, apa yang harus mereka perbuat. Termasuk pada tawanan Jermannya.[8]
Selama dalam tahanan, Vehring bersekongkol dengan polisi Indonesia.[9] Polisi pribumi itu dengan mudah dibujuk itu tidak puas dengan majikannya, Belanda. Mereka lalu merencanakan sesuatu, kudeta atas pulau Nias. Sebuah baku tembak lalu terjadi, dan sejumlah orang Belanda dan Inggris lalu dijadikan kaum internir oleh orang-orang Jerman yang kini berkuasa. Untuk ini Fischer menjadi perdana menteri Nazi Jerman untuk pulau Nias. Karenanya lambing swastika khas Nazi Jerman mereka buat. Sebuah kontak dengan Jepang-pun mereka buat.
Pada 17 April, tentara jepang mendarat di Nias dengan sambutan meriah dari orang-orang Indonesia. Lagu Indonesia raya saat itu dinyanyikan. Mereka semua memberikan heil Hitler. 20 april yang istimewa, ulang tahun sang fuhrer Adolf Hitler, dirayakan dengan meriah oleh orang-orang Fasis tadi—Jerman dan Jepang sekutunya. 21 April, melaui jalur laut, Teluk Dalam diduduki, dan Hilisimaetano keesokan harinya. Pelan-pelan Jepang menjadi penguasa baru atas pula Nias dengan mudah atas usaha kawan Jermannya tadi. Semua orang Jerman lalu meninggalkan pulau Nias menuju Sibolga kecuali dr Heidt yang lalu bunuh diri karena kesepian pada Agustus 1942.
10 Mei 1940
Belanda diserang tentara payung Nazi Jerman. Ratu Wilhelmina beserta kabinet Belanda melarikan diri ke London.
Akibatnya, orang-orang Jerman yang berada di Hindia Belanda ditangkap dan diinternir oleh Polisi Hindia Belanda dan diinternir diberbagai kamp salah satunya di Ngawi, Jawa Timur.
Di Hindia Belanda ketika sebelum perang orang-orang Jerman aktif dalam berbagai profesi, seperti dokter, pengusaha, guru sekolah dan lainnya.
19 Januari 1942
Belanda mengangkut tawanan Jerman dengan menggunakan kapal penumpang "Van Imhoff" yang mengangkut 477 orang Jerman menuju India dari pelabuhan Sibolga.
Tak lama setelah berlabuh, sebuah pesawat pengintai Angkatan Laut Jepang (Kaigun) menjatuhkan bom di atas "Van Imhoff". Kapal tenggelam dan ratusan orang yang berada di dalam kapal meninggal termasuk Seniman Jerman yang bertahun-tahun tinggal di Bali, Walter Spies. Sebagian lagi diselamatkan oleh kapal penyelamat Belanda. Sebagian menyelamatkan dengan menggunakan sekoci.
22 Januari 1942
Kapal penyelamat tiba di Pulau Nias membawa 36 Jerman yang masih hidup. Kemudian mereka setelah dirawat dibawa ke Gunung Sitoli.
23 Januari 1942
Sebuah sekoci kecil dari kapal "Van Imhoff" terdampar di pantai Nias membawa 14 orang tawanan Jerman. Mereka ini pun kemudian dibawa ke Gunung Sitoli
Total tawanan Jerman dari kapal "Van Imhoff" ditambah dengan tahanan yang telah ditahan sebelumnya adalah 65 orang yang dijaga oleh beberapa orang Belanda dan 38 anggota veldpolitie (polisi lapangan)
9 Maret 1942
Komandan tentara KNIL, Letjen Ter Poorten menyerah kepada tentara Dai Nippon dibawah pimpinan Letjen Imamura. Tentara KNIL di Sumatera Utara dan Tapanuli dibawah pimpinan Mayjen Overakker juga menyerah. Di Nias pejabat Belanda bertanya-tanya apa yang harus mereka perbuat.
29 Maret 1942
Orang-orang Jerman yang ditahan berhasil meloloskan diri dan merebut senjata. Akhirnya kemenangan diperoleh para tawanan Jerman yang kemudian mereka balik menawan orang-orang Belanda termasuk orang-orang Inggris dan orang-orang Eropa lainnya.
Dr. Heidt mengambil alih pimpinan atas Pulau Nias. Suatu kudeta, perebutan kekuasaan telah terjadi.
17 April 1942
Tentara Jepang mendarat di Pulau Nias. Waktu itu masih ada 37 orang Jerman disana, semua mereka memberikan salut Hitler. Nias, setelah "Pemerintahan-interm" Jerman yang singkat, jatuh dibawah kontrol Jepang
20 April 1942
Orang-orang Jerman bersama-sama orang-orang Jepang merayakan hari ulang tahun Adolf Hitler, dengan seruan 3 kali "Banzai" dan 3 kali "Sieg Heil".
Sumber Buku Sejarah Kecil Indonesia oleh: Rosihan Anwar
Langganan:
Postingan (Atom)