Senin, 29 Juli 2024

LEWUÖ HAO: BAMBU SERBA GUNA


Photo diambil Tgl 7 Juli 2021 pada saat berkunjung ke Nias dan berkesempatan menanam bambu Lewuö hao dikebun KM5 samping rumah. 



Beberapa fakta tentang bambu yang kenal serba guna (Lewuö hao): 

1. Pertumbuhan Cepat: Bambu adalah tanaman dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Telah tercatat tumbuh 47,6 inci dalam 24 jam. Beberapa spesies bahkan dapat tumbuh lebih dari satu meter per hari dalam kondisi optimal. Rebung baru mencapai ketinggian penuh dalam waktu kurang dari setahun.

 2. Pelepasan Oksigen: Hutan bambu melepaskan oksigen 35% lebih banyak dibandingkan pohon lain di luar sana. 

3. Penyerapan Karbon Dioksida: Bambu menyerap karbon dioksida dengan laju 17 ton per hektar setiap tahunnya. Hal ini dapat bertindak sebagai penyerap karbon yang berharga mengingat seberapa cepat tanaman tersebut tumbuh. 

4. Tidak Perlu Pupuk: Bambu tidak membutuhkan pupuk untuk tumbuh. Ia dapat melakukan mulsa sendiri dengan menggugurkan daunnya dan menggunakan nutrisi untuk tumbuh.

 5. Tahan Kekeringan: Bambu merupakan tanaman yang toleran terhadap kekeringan. Mereka bisa tumbuh di gurun. 

6. Penggantian Kayu: Bambu dapat dipanen dalam waktu 3-5 tahun dibandingkan dengan kebanyakan pohon kayu lunak yang memerlukan waktu 20-30 tahun.

 7. Bahan Bangunan: Bambu sangat kuat dan kokoh. Telah digunakan sebagai penopang beton serta perancah, jembatan, dan rumah.

 8. Stabilitas Tanah: Bambu memiliki jaringan akar dan rimpang bawah tanah yang luas yang mencegah erosi tanah.

 9. Pendingin Udara Alami: Bambu mendinginkan udara di sekitarnya hingga 8 derajat di musim panas. 

10. Sifat invasif: Beberapa spesies bambu, terutama bambu ‘berlari’, dapat bersifat invasif karena sistem akarnya yang luas, sehingga dapat menyebar dengan cepat. Namun, tidak semua spesies bersifat invasif, dan dengan pengelolaan yang tepat, dampak lingkungan dapat diminimalkan.


Filosofi Bamboo

Dalam konteks menimba ilmu, filosofi bambu secara metafor dapat dijelaskan sbb:


1. Tumbuh Perlahan di Awal, Tapi Kokoh Menancapkan metodologi


Ilmu membutuhkan fondasi. Mempelajari logika, berpikir kritis, dan dasar-dasar pengetahuan kadang terasa lambat, tapi ini yang menopang pertumbuhan selanjutnya.


Perlahan dalam Kesabaran adalah kunci. Jangan terburu-buru ingin terlihat pintar. Pertumbuhan sejati dimulai dari dalam, yang sering tak terlihat.


2. Kosong di Dalam, Tapi Kuat di Luar


Kekosongan adalah kesiapan menerima. Orang yang merasa dirinya “penuh” sulit belajar hal baru. Sedangkan “mengosongkan gelas” menandakan kerendahan hati.


Kekuatan sejati datang dari keterbukaan dan kelenturan. Dalam belajar, fleksibilitas berpikir lebih penting daripada kekakuan ego.


3. Tumbuh Bersama, Bukan Sendiri


Bambu selalu tumbuh berkelompok, saling menopang satu sama lain.


Belajar itu kolaboratif. Diskusi, membaca karya orang lain, dan bahkan debat sehat adalah bagian penting dari pertumbuhan intelektual.


Komunitas memperkuat perjalanan. Seperti akar bambu yang saling terkait, manusia berkembang lewat jaringan pengetahuan dan pergaulan intelektual.


4. Lentur Tapi Tidak Patah


Bambu bisa membungkuk ditiup angin kencang, tapi tidak mudah patah.


Ilmuwan dan pencari ilmu harus lentur menghadapi kritik. Teguh pada prinsip, tapi tidak keras kepala.


Ilmu berkembang dengan dinamika. Siapa yang lentur menghadapi perubahan paradigma, akan tetap bertahan dan tumbuh.


5. Terus Tumbuh Meski Terpotong


Meski ditebang, bambu akan terus bertunas dari akarnya. Akar adalah simbol metodologi yg tetancap dengan kuat.


Kesimpulan:


Jika ingin mencapai keilmuan yang tinggi, perkuatlah pondasinya, perdalam akarnya, perkuat metodologinya dgn kesabaran tinggi, seperti bambu.

Hilisataro tempo doeloe

Hilisataro tempo doeloe