Menanggapi video yang sedang viral/heboh di medsos, yang mempermasalahkan pemakaman seseorang hanya karena factor X….MAAF BILA TIDAK SEPEMAHAMAN….dengan pendeta yang bersangkuan & Sdr, Dusian silaban ini https://www.facebook.com/100076724202795/videos/389468450862352?idorvanity=565843939061101 (silahkan ikuti link video nya)
Saat ini banyak ajaran yang menyangka bahwa rasa hormat, kasih dan menghargai orang mati, berhenti pada saat dia mati, adalah ajaran yang tidak sesuai dengan iman Kristen dan kemanusiaan.
SANGAT DANGKAL, PENJELASAN PENDETA-PENDETA SEPERTI ITU & NGAWUR...
AJARAN mereka yang SEAKAN-AKAN MANUSIA YANG SUDAH MATI TIDAK LAGI PERLU DI HORMATI LAGI, sekan-akan dapat di perlakukan sesuka hati PANDANGAN SEPERTI ITU TIDAK BENAR (orang mati tidak boleh di perlakukan sesuka hati)… ini sangat ngawur. Seharusnya RASA HORMAT KITA PADA ORANG TUA TIDAK BERHENTI PADA SAAT MEREKA MATI…Alkitab tidak mengajarkan seperti itu…BILA MANUSIA TIDAK PERLU DI HARGAI DAN DI HORMATI SETELAH MATI, MAKA TIDAK PERLU UPACARA PENGUBURAN, TIDAK PERLU LITURGI pemberangkatan jenazah dan pemakaman, dll… INI AJARAN YANG NGAWUR dan pemahaman iman yang terlalu dangkal tentang iman Kristen dan kemanusiaan…
Alkitab banyak mencatat betapa manusia sangat menghargai kematian dan menghargai mereka yang sudah mati…salah satu bukti, tulang belulang Yusuf mesti di bawa dari mesir ke tanah kanaan, jenazah Tuhan Yesus di kubur dan akan di beri wewangian, bahkan jasad Musa di perebutkan…
PERLU DI KETAHUI, RASA HORMAT DAN KASIH PADA ORANG TUA BUKAN HANYA PADA SAAT IA HIDUP, TAPI JUGA SETELAH TIADA, KASIH ITU BERSIFAT KEKAL, DAN PERSEKUTUAN ORANG BERIMAN BERSIFAT KEKAL DAN KASIH TUHAN TIDAK BERHENTI SETELAH KEMATIAN DAN SEHARUSNYA DEMIKIAN JUGA DENGAN ORANG PERCAYA yang masih hidup kepada mereka yang telah mati, itu sebabnya ada kalimat PERSEKUTUAN ORANG KUDUS (dalam pengakuan iman rasuli) orang-orang kudus ini bukan hanya yang hidup tetapi juga yang sudah mati), itu sebabnya ada MINGGU PERINGATAN HIDUP KEKAL dalam kalender gerejawi yang sering di kaitkan dengan pembersihan kuburan mereka yang telah tiada (sudah meninggal dunia)…itu artinya kasih dan rasa hormat kita pada orang tua kita dan saudara-saudara kita yang telah tiada tidak berhenti saat mereka mati, KARENA KELAK KITA AKAN HIDUP BERSAMA DALAM KEABADIAN di kerajaan kekal di kerajaan sorga bersama mereka.
Berikut beberapa ayat yang dapat di bandingkan.
Kasih itu bersifat kekal…tidak di batasi sebatas kehidupan, tetapi juga setelah kehidupan…1 Korintus 13:8
Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
MUNGKIN MEREKA yang mengganggap tidak perlu menghargai dan menghormati mereka yang mati JUGA LUPA BAHWA MANUSIA ITU TIDAK MATI, hanya mengalami kematian, MANUSIA ITU MAHKLUK KEKAL ADANYA (karena trikotomi) jiwa dan roh manusia tidak pernah mati.
Alkitab mencatat bahwa Manusia hidup walau ia sudah mati, silahkan di baca…
Yohanes 11:25
Jawab Yesus: ”Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati
1 Korintus 15:51
Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah
Menanggapi video kejadian yang sedang firal itu, perlu di ketahui :
banyak hal-hal yang di lakukan dalam tradisi yang sebenarnya tidak di imani oleh pelakunya sendiri...hal seperti kejadian itu sebenarnya bukan masalah..., pendeta itu terlalu berlebihan dan terlalu memaksakan prinsipnya pada orang lain dan juga tidak berhikmat...perlu di ketahui bahwa di sorga tidak ada tulisan area no smoking, dan apakah pendeta yang bersangkutan percaya bahwa mayat itu masih bisa merokok ? kalau dia tahu bahwa yang sudah mati tidak mungkin merokok lagi, seharusnya dan sebenarnya tidak perlu terlalu di permasalahkan apa yang mereka masukkan dalam peti mati itu... contohnya, kita/kami sebagai orang Nias, kadang kalau kami pergi membersihkan kuburan orangtua kami yang telah meninggal dunia...kami membawa botol berisi air lalu menyiram-nyiram makam orang tua kami atau saudara kami yg sudah lama meninggal...saya yakin bahwa banyak orang nias yang sudah kristen tidak yakin bahwa orang yang sudah meninggal masih minum air yang kami bawa...tapi kenapa masih di lakukan ? karena itu sekedar tradisi, namun sepertinya sudah tidak di imani lagi...hanya sekedar kebiasaan belaka...sama hal nya dengan kejadian pendeta firal itu....antara pendetanya dan jemaat yang berduka sama-sama tidak bisa membedakan mana berhala dan yang bukan berhala, mana yang perlu dan mana yang tidak perlu, mereka tidak bisa bedakan mana yang penting di permasalahkan dan mana yang tidak penting... semoga hal serupa tidak terulang lagi dalam kehidupan berjemaat, semoga para pendeta juga berhikmat dalam hal-hal yang sebenarnya tidak perlu di paksanakan dalam keadaan berduka seperti itu... (ITU KONDISI DUKA, JANGAN MEMBUAT KEKACAUAN)… toh juga rokok itu tidak di hisap oleh almarhum itu kok... itu hanya bentuk kesedihan dari pihak keluarga saja... maaf bila salah memahami. bagusnya yang di larang merokok orang hidup tapi para pendeta juga banyak yang merokok ? bagaimana itu ? eh malah orang mati yang di larang merokok oleh pendeta itu, kalau mau tegas, waktu dia hidup dong...bukan waktu dia mati...orang mati sudah tidak merokok lagi, sekalipun di petinya di ikutkan rokok...kejadian itu memang aneh...kalau para pendeta saja merokok...ya jangan sok tegas begitu donk pada jemaat..., mungkin pendeta itu anti rokok, namun apapun ceritanya, prinsip iman kita tidak boleh kita paksakan pada orang lain, apalagi bila jemaatnya belum dewasa rohani, tingkat kerohanian dan pemahaman jemaat berbeda-beda, untuk itu seorang Pendeta seharusnya tidak bersifat keras dan arogan dan tidak boleh memaksakan kebenaran yang di anut sekalipun itu benar... KALAU ADA yang menganggap tidak perlu menghargai dan menghormati mereka yang sudah meninggal dunia...MAKA YANG BERSANGKUTAN TIDAK PERLU HENING CIPTA PADA SAAT UPACARA... jangan pasang foto leluhur, ortu, kakek nenek di rumah, dll... NAMUN tetap di bedakan memberhalakan mereka tentu tidak boleh... semoga roh lemah lembut, kasih tetap di kedepankan pada saat duka seperti itu.
Tuhan Yesus Memberkati.
Ya'ahowu...
Shalom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar